Bab 1: Bagaimana Kita Mempertimbangkan Kristus?/E.J. Waggoner
Bab 1
Bagaimana Kita Mempertimbangkan Kristus?
Oleh E.J. Waggoner
Tapi bagaimanakah kita harus mempertimbangkan Kristus? Sama seperti yang telah dinyatakan-Nya Sendiri kepada dunia, menurut kesaksian yang dinyatakan-Nya tentang Diri-Nya Sendiri. Dalam wacana yang luar biasa yang ditulis dalam bab kelima buku Yohanes, Yesus berkata, “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.” Ayat 21-23.
Kepada Kristus dipercayakan hak tertinggi yang khusus, yaitu hak menghakimi. Dia harus menerima kehormatan yang sama yang patut diberikan kepada Allah dan karena alasan bahwa Dia adalah Allah. Murid yang kekasih memberikan kesaksian ini, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Yohanes 1:1. Firman Allah itu tidak lain adalah Yesus Kristus seperti yang dinyatakan dalam ayat 14: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Lahir Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Firman ada “pada mulanya.” Pikiran manusia tidak dapat memahami jaman yang dibentangkan dalam kalimat pendek ini. Tidak diberikan kepada manusia untuk diketahui kapan atau bagaimana Anak itu dilahirkan; tapi kita tahu bahwa Dia adalah Firman Allah, bukan hanya karena Dia datang ke dunia ini dan mati, melainkan sebelum dunia diciptakan. Sebelum penyaliban-Nya Dia berdoa, “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” Yohanes 17:5. Dan lebih dari tujuh ratus tahun sebelum kedatangan-Nya yang pertama, kedatangan-Nya itu telah dinubuatkan oleh kata-kata inspirasi: “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mikha 5:(1) 2, margin. Kita tahu bahwa Kristus “keluar dan datang dari Allah” (Yohanes 8:4), tapi hal itu telah terjadi begitu jauh di masa dahulu dalam jaman kekekalan sehingga jauhnya adalah di luar jangkauan pemahaman pikiran manusia.
Diterjemahkan oleh Yolanda Kalalo-Lawton