Bab 4: Apakah Kristus Seorang Makhluk Ciptaan?/E.J Waggoner
Bab 4
APAKAH KRISTUS SEORANG MAKHLUK CIPTAAN?
Oleh E. J. Waggoner
Sebelum berlanjut pada beberapa pelajaran praktis yang akan dipelajari dari kebenaran-kebenaran ini, kita harus mengambil waktu beberapa saat untuk memikirkan pendapat yang secara jujur dipegang oleh banyak orang, yang dalam bentuk apapun, tidak bermaksud menolak Kristus, tapi melalui pendapat demikian, kenyataannya mereka sebenarnya menyangkal ke-Allahan Kristus. Pendapat ini mengatakan bahwa Kristus adalah makhluk ciptaan, yang melalui keinginan agung Allah, Kristus diangkat pada posisi-Nya yang tinggi saat ini. Tidak seorangpun yang berpegang pada pandangan ini yang kemungkinan dapat memiliki konsep yang benar tentang posisi tinggi yang ditempati Kristus.
Pandangan yang dipertanyakan di sini dibangun atas kesalahpahaman dari satu ayat saja, yaitu Wahyu 3:14: ”Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.” Ayat ini disalah-tafsirkan dengan mengartikan bahwa Kristus adalah makhluk pertama yang diciptakan Allah – bahwa pekerjaan penciptaan Allah dimulai dengan menciptakan Kristus. Tapi pandangan ini bertentangan dengan Kitab Suci yang menyatakan bahwa Kristus Sendirilah yang menciptakan segala sesuatu. Mengatakan bahwa Allah memulai pekerjaan penciptaan-Nya dengan menciptakan Kristus sama sekali meniadakan Kristus dalam pekerjaan penciptaan.
Kata yang diterjemahkan “beginning/permulaan” adalah arche, yang juga berarti, “kepala/penghulu” atau “ketua.” Kata ini disebutkan dalam nama pemimpin Yunani, Archon, di dalam kata archbishop/kepala uskup dan kata archangel/penghulu malaikat. Ambil kata yang terakhir. Kristus adalah penghulu malaikat. Lihat Yudas 9; 1 Tesalonika 4:16; Yohanes 5:28; Daniel 10:21. Jadi tidak berarti bahwa Dia adalah yang pertama dari para malakat, sebab Dia bukanlah malaikat tapi di atas mereka. Ibrani 1:4. Berarti bahwa Dia adalah penghulu atau pangeran dari para malaikat, sama seperti kepala uskup adalah penghulu dari para uskup. Kristus adalah komandan dari para malaikat. Lihat Wahyu 19:19-14. Dia menciptakan para malaikat. Kolose 1:16. Dengan demikian, kalimat yang menyatakan bahwa Dia adalah permulaan atau pertama dari ciptaan Allah berarti bahwa dalam Dia, segala ciptaan memiliki permulaan; seperti perkataan-Nya Sendiri yaitu, Dia adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, Pertama dan Terkemudian. Wahyu 21:6; 22:13. Dia adalah sumber dimana segala sesuatu berasal mula.
Jangan pernah kita membayangkan juga bahwa Kristus adalah seorang makhluk ciptaan, sebab Paulus menyebut-Nya (Kolose 1:15) “Yang Sulung dari segala yang diciptakan” dan ayat-ayat berikutnya menunjukkan bahwa Dia adalah Pencipta dan bukan seorang ciptaan. “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Jadi, jika Dia telah menciptakan segala sesuatu yang pernah diciptakan dan yang ada sebelum segala sesuatu diciptakan, membuktikan bahwa Dia tidak ada di antara segala yang diciptakan. Tapi Dia berada di atas segala yang diciptakan dan bukan bagian dari ciptaan.
Kitab suci menyatakan bahwa Kristus adalah “Anak tunggal yang lahir dari Allah.” Dia dilahirkan, bukan diciptakan. Kapan Dia dilahirkan, bukan untuk kita pertanyakan, pikiran kita tidak mampu memahami jika kita diberitahu juga. Nabi Mikha mengatakan pada kita semua bahwa kita dapat mengetahui hal ini dalam Firman, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mikha 5:1-2, margin. Ada suatu waktu ketika Kristus berasal/keluar dan datang dari Allah, dari pangkuan Allah (Yohanes 8:42; 1:18), tapi waktu tersebut begitu jauh ke belakang di hari-hari kekekalan, untuk pengertian manusia sama praktisnya dengan tidak ada awal.
Tapi poinnya adalah bahwa Kristus adalah Anak yang lahir dan bukan subyek yang diciptakan. Melalui warisan Dia memiliki suatu nama yang lebih indah/agung dari para malaikat; Dia adalah “Seorang Anak yang mengepalai rumah-Nya Sendiri.” Ibrani 1:4; 3:6 (KJV). Dan sebab Dia adalah Anak yang tunggal dari Allah, Dia adalah zat dan hakikat yang sama dengan Allah dan melalui kelahiran, memiliki semua atribut/sifat Allah, sebab adalah kesenangan Bapa bahwa Anak-Nya harus memiliki gambar wujud dari Pribadi-Nya, kecemerlangan dari kemuliaan-Nya, dan dipenuhi dengan segala kepenuhan dari ke-Allahan. Jadi Dia memiliki “hidup dalam Diri-Nya Sendiri.” Dia memiliki kekekalan dalam hak-Nya Sendiri, dan dapat menganugerahkan kekekalan ini kepada orang lain. Kehidupan tersebut diwarisi di dalam Dia, sehingga kehidupan itu tidak dapat diambil dari-Nya, tapi dengan suka rela menyerahkan (nyawa-Nya), Dia dapat mengambil/menerimanya kembali. Inilah Firman-Nya: “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” Yohanes 10:17,18.
Barangsiapa menimbulkan kembali kecaman lama, yaitu bagaimana bisa Kristus memiliki kekekalan tapi bisa mati, kita hanya dapat berkata bahwa kita tidak tahu. Kita tidak berpura-pura untuk mengerti ketidakterbatasan. Kita tidak dapat mengerti bagaimana Kristus bisa sebagai Allah pada mulanya, berbagi kesetaraan kemuliaan dengan Bapa sebelum dunia ada, dan bisa juga lahir sebagai seorang bayi di Betlehem. Misteri dari penyaliban dan kebangkitan adalah rahasia inkarnasi. Kita tidak dapat memahami bagaimana Kristus bisa sebagai Allah dan bisa menjadi manusia demi kita. Kita tidak dapat mengerti bagaimana Dia bisa menciptakan dunia dari yang tidak ada, kita juga tidak dapat mengerti bagaimana Dia dapat membangkitkan orang mati atau bagaimana Dia bekerja melalui Roh Kudus-Nya dalam hati kita; tapi kita percaya dan mengetahui hal-hal ini. Haruslah cukup bagi kita untuk menerima kebenaran-kebenaran yang telah ditunjukkan Allah ini tanpa tersandung pada hal-hal yang pikiran seorang malaikatpun tidak dapat mengerti. Jadi kita harus bergembira dalam kuasa tak terbatas dan kemuliaan yang Kitab Suci nyatakan adalah milik Kristus, tanpa mengkuatirkan pikiran-pikiran kita yang terbatas dalam usaha kita yang sia-sia untuk menerangkan yang tidak terbatas.
Akhirnya, kita mengetahui tentang kesatuan ke-Ilahian dari Bapa dan Anak dari fakta bahwa keduanya memiliki Roh yang sama. Paulus, setelah berkata bahwa mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah, melanjutkan: “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Roma 8:9. Di sini kita mendapati bahwa Roh Kudus adalah keduanya yaitu Roh Allah dan Roh Kristus. Kristus “Berada dalam pangkuan/dada Bapa” melalui hakikat dari zat Allah yang sama dan memiliki hidup di dalam Diri-Nya Sendiri. Dia pantas disebut Yehovah, yaitu Seorang Yang Ada Sendirinya dan yang disebutkan dalam Yeremiah 23:5-6, sebagai Tunas yang benar/adil, yang akan memerintah dan melakukan keadilan di bumi yang akan dikenal dengan nama Jehovahtsidekenu – TUHAN, KEBENARAN KITA (KJV).
Oleh sebab itu, janganlah seorangpun, yang senantiasa menyembah Kristus, memberikan penyembahan yang kurang dari penyembahan yang diberikan kepada Bapa, sebab tindakan ini akan sama sekali merendahkan Bapa, tapi biarlah semua, beserta para malaikat di surga, menyembah Anak dengan tidak ada rasa takut bahwa mereka sedang menyembah dan melayani makhluk ciptaan daripada Pencipta.
Dan sekarang, sementara hal-hal tentang ke-Allahan Kristus masih segar dalam pikiran kita, marilah kita berhenti sejenak untuk merenungkan kisah yang begitu mengagumkan tentang penghinaan Dia.
Diterjemahkan oleh Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org