Agape Kasih

View Original

Kata-Kata Ibrani Echad, Yachad, Yachid & Allah Yang Esa

Kata-Kata Ibrani Echad, Yachad, Yachid
dan Allah Yang Esa

Oleh Yolanda Kalalo-Lawton

Salah satu bukti yang digunakan oleh para teolog Trinitas untuk mempromosikan ajaran mereka adalah kata Ibrani echad yang terdapat dalam Ulangan 6:4 yang oleh bangsa Ibrani disebut shema yang berarti “dengar”:

“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” Ulangan 6:4.

Kata esa diterjemahkan dari bahasa Ibrani echad, yang menurut para teolog Trinitas, harus diartikan sebagai berikut:

“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, Tuhan itu adalah gabungan kesatuan.” Ulangan 6:4.

Walaupun ayat ini sama sekali tidak mengatakan adanya tiga oknum dalam satu allah, tapi para teolog bersikeras mengajarkan bahwa ayat ini menyatakan gabungan kesatuan dari tiga oknum allah. Alasannya karena Musa memilih menggunakan kata echad daripada kata yachid, dan mereka mengutip Kejadian 2:24 sebagai ayat bukti selanjutnya:

“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Kejadian 2:24.

Sebab kata satu dalam ayat di atas diterjemahkan dari bahasa Ibrani echad, sehingga menurut tafsiran mereka, pernikahan Adam dan Hawa yang menjadi satu daging dapat disamakan dengan gabungan kesatuan Allah Trinitas Elohim, yaitu tiga oknum berbeda dalam satu allah.

Menurut konteks, ayat ini tidak berbicara tentang identitas Allah, tetapi tentang perkawinan yang mengikat dua jenis manusia; laki-laki dan perempuan menjadi satu daging dalam arti badani. Tapi walau Adam dan hawa dapat menjadi satu daging dalam hakikat yang sama, yaitu hakikat manusia, mereka tetap sebagai dua jenis (laki-laki dan perempuan) dan dua pribadi berbeda, dan tidak menjadi satu jenis atau satu pribadi saja. Rumusnya tetap 1+1=2 oknum manusia, dan bukan 1+1=1 oknum manusia saja. Tetapi doktrin Trinitas mengajarkan bahwa allah terdiri dari tiga oknum dalam satu allah, yang rumusnya adalah 1+1+1=1. Bukankah Adam dan Hawa tetap sebagai dua jenis dan dua pribadi manusia? Jadi, menurut ilustrasi Adam dan Hawa, Trinitas tetaplah disebut 3 oknum allah dan bukan satu oknum allah. Sangat tidak masuk akal, dan tentu saja tidak Alkitabiah. Sebab rumus Trinitas melanggar hukum logika dasar Matematika dan tidak tertulis jelas dala Alkitab, dijamin anda tidak bakal mengerti artinya dan tentu saja konsep ini tidak dapat disamakan dengan konsep persatuan Adam dan Hawa dalam perkawinan.

Alasan-Alasan mengapa tafsiran para teolog Trinitas tidak benar.

Alasan Pertama:

Echad memiliki beberapa arti. Mengatakan bahwa kata tersebut hanya berarti gabungan kesatuan, sama saja dengan mengatakan bahwa kata Elohim hanya khusus digunakan untuk mengacu kepada Allah yang benar. Namun kenyataan bahwa Alkitab menggunakan kata elohim juga untuk menyebut dewa dewi palsu.

Contoh ayat-ayat yang menggunakan kata elohim yang mengacu pada allah palsu:

“Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?” Kejadian 31:30.

“Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.” Kejadian 35:2.

“Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.” Keluaran 12:12.

Alasan Kedua:

Kata Shema yang berarti “Dengar” (Ul. 6:4) bukanlah kata sembarangan yang tidak dimengerti oleh bangsa Israel. Kata ini diajarkan secara turun temurun, dihafal dan diucapkan setiap hari dengan makna tertentu yaitu untuk mengekspresikan iman setiap individu Israel dalam konteks teologi yang mencerminkan pernyataan doktrin yang mereka Imani.  Tradisi ini sudah dilakukan sejak bangsa Israel keluar dari negeri Mesir, yang berarti jauh sebelum konsep Trinitas diperkenalkan dalam sidang Nicaea di tahun 325 Sesudah Masehi. Jadi, penempatan kata Shema ini haruslah ditafsirkan sesuai dengan kenyataan yang diimani oleh bangsa Israel sejak dulu kala.

Alasan Ketiga:

Yesus telah memberikan kepada kita arti kata “satu” ketika Dia berbicara kepada para murid-Nya. Kata Yesus, Dia dan Bapa adalah “satu” (Yohanes 10:30).  Dan arti kesatuan ini adalah: “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Yohanes 17:21-23.

Jadi kesatuan menurut Yesus, bukanlah gabungan kesatuan dari 3 oknum dalam 1 allah, tetapi karena Bapa ada (diam) di dalam Yesus. Seperti Bapa diam dalam Yesus, para murid juga dapat menjadi satu dengan Yesus dan Allah, tapi sama sekali tidak berarti bahwa para murid juga menjadi Allah atau termasuk dalam satu Allah!

Rasul Paulus menerangkan lebih lanjut arti “persatuan” antara Yesus dan para murid-Nya:

“Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” 1 Korintus 6:17.

“Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil.” Filipi 1:27.

Jelas bahwa kesatuan yang dikatakan Yesus, adalah kesatuan dalam roh, hati dan jiwa (pikiran) bukan kesatuan yang diajarkan doktrin Trinitas.

Echad

Kata sifat Ibrani echad digunakan sebanyak 970 kali dalam Tanakh atau Kitab Suci Ibrani.  Bentuk lain (bentuk feminin) dari kata echad adalah achat (yang sudah termasuk dalam jumlah di atas). Dalam Perjanjian lama, kata echad diterjemahkan kira-kira sebanyak 687 yang berarti “satu/esa” dalam bahasa Indonesia, dan “one” dalam bahasa Inggeris.

“Satu/Esa”

Sebagian besar penggunaan kata echad (dan yang paling lazim digunakan) dalam Tanakh dan Perjanjian Lama mengartikan kata satu sebagai bilangan pokok “satu/esa” dalam bahasa Indonesia. Contoh penggunaan kata echad (satu) sebagai bilangan pokok dalam Alkitab:

“Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.” Kejadian 1:9.

“Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.” Kejadian 2:21.

"Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.” Kejadian 3:22.

“Kami ini sekalian anak dari satu ayah; kami ini orang jujur; hamba-hambamu ini bukanlah pengintai.” Kejadian 42:11.

“Lalu jawab mereka: "Hamba-hambamu ini dua belas orang, kami bersaudara, anak dari satu ayah di tanah Kanaan, tetapi yang bungsu sekarang ada pada ayah kami, dan seorang sudah tidak ada lagi.” Kejadian 42:13.

“Pertama”

Echad juga dapat berarti nomor urut yang pertama, seperti contoh dalam ayat berikut:

“Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Kejadian 1:5.

Ada yang mengatakan bahwa “yom echad” terdiri dari gabungan hari-hari sebab terdiri dari petang dan pagi. Tetapi hari-hari berikutnya juga yang terdiri dari petang dan pagi disebut dengan hari “kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam” (Kejadian 1:8,13,19,23,31). Pola ini menunjukkan dengan jelas bahwa echad dalam Kejadian 1:5 secara harafiah berarti hari “pertama” dan bukan “gabungan kesatuan dari hari-hari”.

Lanjutan penggunaan kata echad sebagai nomor urut pertama dalam buku Kejadian:

“Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.” Kej. 2:11.

“Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.” Kej. 8:5.

“Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.” Kej. 8:13.

“Sama”

Echad juga dapat berarti “sama” atau “satu dan serupa”.

“Dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa (am echad) dengan satu bahasa (safah achat, fem.) untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.” Kejadian 12:6.

“Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya--baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu--masing-masing ada mimpinya, pada satu malam (layelah echad) juga, dan mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri.” Kejadian 40:5.

“Lalu kata Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama (halom echad hu). Allah telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.” Kejadian 41:25.

“Tunggal”

Echad juga dapat berarti tunggal.

“Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah (bayit echad) juga; tidak boleh kaubawa sedikitpun dari daging itu keluar rumah; satu tulangpun tidak boleh kamu patahkan.” Keluaran 12:46.

“Tombol dan cabang itu timbul dari kandil itu, dan semuanya itu dibuat dari sepotong (achat) emas tempaan yang murni.” Keluaran 37:22.

“Ketika mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya (eshkol anavim echad), lalu berdualah mereka menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara.” Bilangan 13:23.

“Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satupun (davar echad) yang tidak dipenuhi.” 1 Raja-raja 8:56.

“Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari (yom echad) saja.” Zakharia 3:9.

Satu hari dalam Zakharia 3:9 sama dengan kata hari pertama dalam Kejadian 1:5.

“Kesatuan Tak Terbagi”

Echad kadang juga berarti usaha atau kondisi yang sama.

“Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak (dengan satu suara=kol echad): "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan.” Keluaran 24:3.

“Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu (satu bahu=shechem echad).” Zefanya 3:9.

“Di Yehuda nyata pula tangan Allah yang membulatkan hati (satu hati=lev echad) mereka untuk melakukan perintah raja dan para pemimpin sesuai dengan firman TUHAN.” 1 Tawarikh 30:12.

“Keunikan”

Echad juga berarti unik atau satu-satunya di antara semua.

Raja Daud dalam doa syukurnya setelah diberikan kepercayaan untuk menjadi raja Israel, bertanya pada Allah:

“Dan bangsa manakah di bumi seperti umat-Mu Israel (bangsa unik = goy echad), yang Allahnya pergi membebaskannya menjadi umat-Nya, untuk mendapat nama bagi-Nya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dan para allah mereka dari depan umat-Nya?” 1 Samuel 7:23.

Suatu hari di masa mendatang, Yesus akan datang bersama tantara-Nya dan mengubahkan Yerusalem pada suatu hari yang unik:

“Tetapi akan ada satu hari (hari unik = yom echad, sama dengan Kej. 1:5)--hari itu diketahui oleh TUHAN--dengan tidak ada pergantian siang dan malam, dan malampun menjadi siang.” Zakharia 14:7.

Dan pada hari yang satu atau yang unik itu (yom echad):

“Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya (Echad) dan nama-Nya satu-satunya (Echad).” Zakharia 14:9.

Yachad

Para teolog Trinitas mengatakan bahwa kata echad berarti gabungan kesatuan, tapi sebetulnya mereka tidak mengadakan penyelidikan yang mendalam akan ilmu bahasa Ibrani sebab kata Ibrani baku yang menjadi standar kata yang menunjukkan “gabungan” atau “kesatuan” atau “kebersamaan” adalah yachad bukan echad.

 

“Ia menjadi raja di Yesyurun, ketika kepala-kepala bangsa datang berkumpul, yakni segala suku Israel bersama-sama (yachad).” Ulangan 33:5.

“Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun (gam yachad)!” Mazmur 133:1.

Yachid

Para teolog Trinitas juga mengatakan, jika Musa bermaksud mengajarkan bahwa Allah itu adalah Allah yang Esa dalam arti “tunggal” maka Musa akan menggunakan kata yachid dan bukan kata echad.  Tapi menurut apa yang telah kita pelajari, Alkitab menggunakan kata echad untuk menggambarkan angka satu/esa. Jadi, tafsiran para teolog Trinitas hanya berlandaskan pemikiran manusia saja dan bukan berdasarkan hasil perbandingan ayat-ayat Alkitab.

Kata yachid hanya digunakan sebanyak 12 kali dalam Perjanjian Lama, 8 kali mengacu pada “anak tunggal” dan 4 kali mengacu pada “satu-satunya” atau “sebatang kara” dalam arti yang negatif. Jadi tidaklah mengherankan bahwa Musa memilih menggunakan kata echad sebab kata ini lebih tepat untuk menggambarkan identitas Allah yang benar.

Berikut adalah 12 ayat Alkitab yang menggunakan kata yachid:

“Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Kejadian 22:2.

“Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Kejadian 22:12.

“Kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Kejadian 22:16.

“Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.” Hakim-hakim 11:34.

“Hai puteri bangsaku, kenakanlah kain kabung, dan berguling-gulinglah dalam debu! Berkabunglah seperti menangisi seorang anak tunggal, merataplah dengan pahit pedih! Sebab sekonyong-konyong akan datang si pembinasa menyerangmu.”  Yeremia 6:26.

“Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Aku akan membuatnya sebagai perkabungan karena kematian anak tunggal, sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih." Amos 8:10.

“Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.” Zakharia 12:10.

“Lepaskanlah aku dari pedang, dan (satu-satunya) nyawaku dari cengkeraman anjing.” Mazmur 22:20 (21).

“Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas.” Mazmur 25:16.

“Sampai berapa lama, Tuhan, Engkau memandangi saja? Selamatkanlah jiwaku dari perusakan mereka, (satu-satunya) nyawaku dari singa-singa muda!” Mazmur 35:17.

“Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.” Mazmur 68:6 (7).

“Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku.” Amsal 4:3.

Pentingnya Membaca dalam Konteks (Hubungan Kata-Kata)

Dalam sejarah bangsa Israel, shema menyatakan keesaan dan keunikan YHVH sebagai Allah Israel.  Israel harus mendengar (shama) kepada deklarasi/pernyataan tersebut, mematuhi (shama) pengertiannya, dan mengasihi YHVH yang menyatakan diri-Nya kepada Israel.

Tidak ada bukti dalam Kitab Suci Ibrani dimana dalam suatu waktu, satu generasi Israel mengerti bahwa Shema adalah pernyataan dari gabungan kesatuan (compound unity) dalam ke-Allahan!

Yesus dan Shema

Ketika seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang hukum mana dalam Hukum Musa yang terpenting, Yesus mengutip Shema:

“Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” Markus 12:28-30.

Sang ahli Taurat mengesahkan jawaban Yesus, dan memberi komentar tentang kepercayaan Monoteisme-nya (kepercayaan akan Allah yang Esa):

“Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.” Markus 12:32.

Dalam Alkitab King James Version (KJV), kata ganti orang laki-laki yang tunggal He dan Him digunakan untuk kata ganti orang Dia.  Jelas sekali bahwa ahli Taurat dan Yesus sendiri tidak percaya bahwa Tuhan Allah adalah dalam bentuk jamak “mereka (they/them)” atau gabungan kesatuan dari 3 oknum allah, sebab ada tertulis bahwa baik ahli Taurat dan Yesus, setuju bahwa Allah itu benar-benar Tunggal/Esa dengan penggunaan kata ganti orang laki-laki  tunggal yaitu “Dia (He/Him)”.

“Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.” Markus 12:34.

Yesus mengalihkan perhatian dari Shema (Ulangan 6:4) dan mengutip Mazmur 110:1:

“Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.” Markus 12:36.

Dan Yesus mengetes ahli Taurat itu dan orang-orang yang hadir saat itu dengan menanyakan bagaimana mereka menafsir Kitab Suci sehubungan dengan identias-Nya:

“Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.” Markus 12:37.

Tapi ahli Taurat dan orang banyak tidak berani menjawab (Matius 22:46).

Pengalihan perhatian yang Yesus lakukan dari Shema kepada Mazmur 110:1 ini adalah langkah yang sangat berarti.  Ayat ini adalah ayat yang paling banyak dikutip dalam Perjanjian Baru, lebih dari Ulangan 6:4, Yesaya 53 atau Mazmur 22. Di sini, Yesus menetapkan agenda-Nya tentang bagaimana caranya menafsirkan Kitab Suci dengan benar.

Mazmur 110:1 adalah Shema yang lain dalam Kitab Suci Ibrani, sebab ayat ini melengkapi pernyataan Allah tentang identitas-Nya kepada umat-umat dan kepada semua penduduk bumi.

Semoga penekanan yang Yesus lakukan dalam diskusi di atas, dapat menjadi contoh kepada penafsir-penafsir masa kini yang lebih suka menggunakan cara dari rabi-rabi dan para ahli Taurat dalam menafsirkan Alkitab. Selidikilah Alkitab dengan doa dan penyerahan pribadi. Roh Kudus Kristus adalah rabi yang kebijakan-Nya jauh melebihi pengetahuan kerdil para ahli teolog yang sesuai dengan sejarah Alkitab, tidak lebih dari agen-agen terpelajar yang digunakan Setan untuk membutakan pikiran anda.

 

 

Kutipan dalam tulisan ini sebagian besar bersumber dari:

 hebrew-streams.org.