Agape Kasih

View Original

Roh Kudus, Pribadi Ketiga dan Omnipresent

Roh Kudus, Pribadi Ketiga dan Omnipresent

Oleh Yolanda Kalalo-Lawton
 www.agapekasih.org

 

“Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari kehadiran-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, lihatlah, Engkaupun ada di sana.” Mazmur 139:7 (KJV).

Sang pemazmur yang menulis ayat di atas, tidak menyebutkan bahwa Roh Allah itu adalah pribadi lain yang berbeda dari Allah Sendiri, yang oleh doktrin Trinitas disebut Allah Roh. Dia jelas berkata bahwa Roh itu adalah kehadiran Allah, atau yang kita kenal sebagai Omnipresent atau Yang Mahahadir.

Pengertian raja Daud ini adalah umumnya pengertian seluruh bangsa Israel sejak zaman dahulu hingga sekarang, sebab ajaran ini adalah ajaran Alkitab. Firman Allah tidak berubah. Tuhan Allah yang dapat hadir di mana-mana pada saat yang bersamaan itu, jelas dinyatakan dalam ayat-ayat berikut:

 “Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.” Amsal 15:3 (TB).

 “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi Yang mendiami kekekalan, yang nama-Nya adalah Kudus; Aku diam di tempat tinggi dan tempat kudus, juga diam bersama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan roh orang-orang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” Yesaya 57:15 (KJV).

“Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 23:24 (TB).

Bagaimana caranya Allah hadir di mana-mana pada saat bersamaan? Marilah kita simak percakapan Yesus Kristus dengan perempuan Samaria di sumur Yakub. Agar kita dapat lebih mengerti konteks percakapan antara Yesus dan perempuan Samaria itu, berikut kita akan menyimak bersama-sama latar belakang tradisi zaman Yesus saat itu.

Sesuai dengan Taurat Musa, penyembahan kepada Allah dilakukan dengan mengunjungi atau secara fisik hadir di dalam kaabah, terutama pada hari-hari raya. Seperti yang kita ketahui bahwa setelah pemerintahan raja Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua kerajaan. Kerajaan di utara terdiri dari sepuluh suku, yang berpusat di Samaria, dan kerajaan selatan yang terdiri dari dua suku; Yehuda dan Benyamin berpusat di Yerusalem, dan disebut kerajaan Yahudi. Oleh karena kemurtadan kerajaan Israel di utara, Allah mengizinkan mereka dikalahkan oleh bangsa kafir, dan keturunan mereka terserak di antara bangsa-bangsa kafir lainnya. Oleh sebab itu, bangsa Yahudi menganggap bahwa bangsa Samaria telah kehilangan status mereka sebagai bangsa Israel, dan dianggap sama saja dengan bangsa kafir lainnya. Bangsa Samaria tentu saja tidak diizinkan memasuki kaabah di Yerusalem, sebab orang kafir dapat mencemar kaabah. Pelanggaran ini mengakibatkan hukuman mati. Hal ini menimbulkan permusuhan keras di antara kedua bangsa itu.

Dari latar belakang tersebut, kita dapat lebih mengerti cara berpikir perempuan Samaria itu.

“Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.

 “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Yohanes 4:19-24.

Dari percakapan ini, Yesus menyatakan bahwa saatnya bahkan sudah tiba bagi semua penduduk bumi, termasuk orang-orang kafir bahwa kita semua dapat menyembah Allah Bapa di mana saja, dan tidak lagi terbatas di kaabah Yerusalem atau di tempat tertentu untuk berbakti kepada Allah Bapa. Mengapa? Sebab Bapa telah mengutus Anak-Nya untuk menjadi perantara yang memulihkan kembali hubungan surga dan bumi; tidak peduli apakah itu bangsa Yahudi ataupun orang-orang kafir. Kedatangan Yesus adalah kunci pembuka saluran berkat Roh Bapa bagi seluruh bangsa. Itulah yang dimaksud Yesus ketika Dia menjawab perempuan Samaria itu; bahwa yang penting sekarang bahwa kita menyembah Bapa dalam Roh dan Kebenaran, sebab inilah cara satu-satunya cara yang berkenan kepada Bapa. Mengapa harus dalam Roh? Siapakah Roh yang dimaksud Yesus? Dalam ayat 24, Yesus berkata: “Allah itu Roh”. Ingat bahwa konteks pembicaraan ini adalah tentang penyembahan kepada Bapa. Jadi saat itu Yesus sedang berbicara tentang Bapa, dan bukan tentang makhluk allah lain yang oleh ajaran Trinitas disebut Allah Roh. Sama sekali bukan!

Yesus sedang mengajarkan perempuan itu tentang misi-Nya di bumi, yaitu, Dia datang untuk mempersatukan kembali Bapa dan manusia. Dan persatuan ini hanya akan didapati dengan cara menerima Anak yang Bapa telah utus sebagai satu-satunya Perantara dan Penebus manusia. Itu sebabnya Yesus berkata bahwa Dia adalah sau-satunya jalan, kebenaran dan hidup, tidak ada jalan lain menuju Bapa, kecuali melalui Anak (Yohanes 14:6).

Kata hidup dalam Yohanes 14:6 tersebut, berasal dari bahasa Gerika zoe (G222) yang juga berarti roh. Sepadan dengan kata roh dalam Yohanes 4:24 yang berasal dari bahasa Gerika pneuma (G4151) yang berarti nafas, roh, jiwa, pikiran dll. Jadi kita dapat melihat bahwa Roh dan kebenaran yang dimaksud Yesus, hanya terdapat di dalam Yesus. Tidak terdapat di dalam makhluk lain. Allah Bapa adalah Roh, berarti bahwa Allah itu adalah Allah Yang Hidup, sumber kehidupan seluruh alam semesta. Itulah sebabnya ketika Allah memberi perintah kepada Musa, atau ketika Dia menyatakan diri-Nya kepada bangsa Israel, Allah selalu menekankan bahwa Dialah Allah Yang Hidup (Keluaran 5:26, Yesaya 37:4, Yeremiah 10:10 dll). Oleh karena Yesus Kristus lahir dari Bapa yang sifatNya adalah Roh, maka Kristus juga mewarisi Roh yang sama sebagai hakikat kelahiran-Nya. Bahkan kepada-Nya juga dikaruniakan kuasa Roh berlimpah yang tanpa batas agar Dia dapat memberi kebangkitan dan hidup yang sama kepada umat-umat percaya.

 “Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku bahwa Allah adalah benar. Sebab Dia yang telah diutus Allah, menyampaikan firman Allah: Sebab Allah mengaruniakan Roh dengan tidak terbatas kepada-Nya. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya.” Yohanes 3:33-35 (KJV).

“Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Yohanes 11:25.

Inti dari percakapan Yesus dan perempuan Samaria itu adalah; sebab Yesus sudah tiba di bumi, waktunya telah tiba bahwa perbaktian manusia kepada Bapa harus melalui Yesus Kristus, sebab Dia adalah Roh dan Kebenaran itu. Penebusan Kristus membuka jalan bagi setiap manusia, baik Yahudi dan orang kafir untuk menemukan Bapa dalam Kristus. Siapa saja yang percaya kepada Anak lahir tunggal Bapa itu, akan berolah hidup kekal atau Roh kekal yang sama (Yohanes 3:16).

Di sinilah letak kekeliruan ajaran Trinitas. Trinitas menyuguhkan arti lain yang berbeda dengan konteks sebenarnya, dan merubah pola berpikir mereka yang tidak mengerti Alkitab dengan baik. Allah Bapa adalah Allah Yang Mahahadir sebab Dia adalah Roh. Roh-Nya itulah yang dapat hadir di mana-mana pada saat yang sama agar semua manusia dapat menyembah-Nya di mana saja dan kapan saja. Tanpa kehadiran Roh, penyembahan kita tidak layak. Kemahahadiran Bapa dilakukan melalui Kristus, bukan melalui makhluk ketiga yang berbeda dari Kristus. Penerimaan kita akan Kristus, berarti penerimaan Bapa dalam hati kita sebab Bapa secara pribadi dapat diam di dalam hati setiap umat yang percaya pada Anak-Nya.

“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Roma 8:9.

 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” 1 Korintus 3:16.

 Bagi mereka yang percaya pada tulisan Roh Nubuat, Ny. White mengajarkan hal yang sama:

 “Kebesaran Allah bagi kita tidak terpahamkan. “Takhta Tuhan ada di surga” (Mazmur 11:4); namun oleh Roh-Nya, Dia hadir di mana-mana. Dia memiliki pengetahuan mendalam dan ketertarikan pribadi dalam seluruh ciptaan tangan-Nya.” Ny. White, Pendidikan hal. 132.

Roh Kudus itu adalah Diri-Nya Sendiri, yang bebas dan terlepas dari kepribadian kemanusiaan. Kristus mewakili Diri-Nya Sendiri sebagai yang hadir di mana-mana melalui Roh Kudus-Nya, --sebagai Yang Mahahadir (Omnipresent).” Ny. White, 14MR 23.3.

“Allah adalah Roh; namun Dia adalah Makhluk pribadi; sebab demikianlah telah Dia nyatakan tentang diri-Nya sendiri.” Ny. White, The Minsitry of Healing, Hal. 413.

Ny. White menyebut Roh Kudus sebagai seorang pribadi dan independen sebagai pribadi ketiga, sebab Roh Kudus itu tidak hanya terikat dalam fisik tubuh Allah saja, tetapi Dia dapat beroperasi di luar fisik tubuh Allah sebagai Yang Mahahadir. Roh yang sama inilah yang melayang-layang di atas permukaan air pada saat penciptaan dunia (lihat artikel: Roh Kudus dan Penciptaan). Allah dapat beroperasi di luar fisik-Nya, sebab Dia adalah Mahakuasa, Mahatahu dan Mahahadir. Janganlah kita membanding-bandingkan roh manusia dengan Roh Ilahi.

Roh manusia hanya terbatas dalam diri manusia:

“Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang Israel: Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia.” Zakharia 12:1 (TB).

Tetapi Roh Allah tidak terbatas dalam diri-Nya saja:

“Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka.” Yesaya 63:11 (TB).

“Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Kejadian 1:2 (TB).

“Dalam memberikan Roh-Nya, Allah memberi kita Diri-Nya sendiri, menjadikan Diri-Nya mata air pengaruh Ilahi, yang memberi kesehatan dan hidup kepada dunia.” Ny. White, Testimonies, Vol. 7, Hal. 273.

Terhalang oleh kemanusiaan, Kristus tidak dapat hadir di setiap tempat secara pribadi; oleh sebab itu adalah semata-mata untuk keuntungan mereka bahwa Dia harus meninggalkan mereka, pergi kepada Bapa-Nya, dan mengirimkan Roh Kudus sebagai penerus-Nya di bumi. Roh Kudus itu adalah Diri-Nya Sendiri yang terlepas dan bebas dari kepribadian kemanusiaan. Dia akan mewakili Diri-Nya Sendiri hadir di semua tempat melalui Roh Kudus, sebagai Yang Mahahadir (Omnipresent).” E.G. White, Manuscript Releases Vol. 14, Hal. 23.

Hal yang penting diingat: Doktrin keMahahadiran Allah ini tidak sama dengan doktrin Panteisme. Panteisme mengajarkan bahwa Allah ada di dalam segala sesuatu, maka segala sesuatu itu menjadi allah yang dapat disembah. Ajaran ini sama sekali bertentangan dengan Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa Allah yang Mahahadir itu diam dalam hati setiap umat percaya, tetapi Alkitab tidak pernah mengajarakan bahwa umat-umat tersebut dapat menjadi allah yang disembah. Allah ada di alam, tetapi bukan berarti bahwa alam itu otomatis menjadi allah yang dapat disembah. Allah adalah Esa (Ulangan 6:4), tidak ada allah lain yang dapat disembah selain Dia (Keluaran 20:3-6). Allah dapat diam di dalam ciptaan-Nya, tetapi ciptaan-Nya itu bukan Pencipta!

Penutup:

Roh Allah adalah seorang pribadi dan punya kepribadian sebab Roh itu adalah milik Allah yang juga seorang pribadi dan punya kepribadian. Allah adalah Mahahadir sebab Dia Mahakuasa. Kuasa keMahahadiran-Nya itu dioperasikan dalam bentuk Roh. Roh-Nya disebut Roh Kudus sebab karakter-Nya adalah benar dan suci. Roh Kudus disebut pribadi ketiga oleh Ny. White sebab Roh Kudus itu dapat beroperasi di luar fisik Bapa, layaknya sebagai seorang ketiga. Selain itu, Roh Kudus adalah perpaduan kepribadian Ilahi Bapa dan kepribadian manusia Kristus yang terjadi hanya setelah kenaikan Kristus ke surga. Itulah sebabnya Yesus berkata pada murid-muridnya bahwa adalah untuk keuntungan mereka Dia harus pergi ke surga agar Dia dapat mengirimkan Roh-Nya untuk menjadi Penolong mereka. Penolong itu independen sebab Dia adalah Roh Ilahi Kristus yang terpisah dari Roh kemanusiaan-Nya. Kehadiran Roh Kudus, sama saja dengan kehadiran Allah secara pribadi.

“Kristus mengatakan pada kita bahwa Roh Kudus adalah Penolong, dan Penolong adalah Roh Kudus, “Roh kebenaran, yang Bapa akan kirimkan dalam nama-Ku.” …. Ini mengacu pada omnipresence (kehadiran di mana-mana) dari Roh Kristus, yang disebut Penolong.” E.G. White, Manuscript Releases Vol. 14, Hal. 179.

“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Roma 8:9 (TB).

“Ketika memberi tugas kepada pengikut-Nya, Kristus tidak mengatakan pada mereka bahwa mereka akan ditinggalkan sendiri. Dia memastikan pada mereka bahwa Dia akan ada dekat dengan mereka. Dia secara khusus berbicara tentang keMahahadiran-Nya. Pergilah kepada seluruh bangsa, kata-Nya. Pergilah ke bagian terjauh yang berpenghuni di bulatan bumi ini, namun ketahuilah bahwa kehadiran-Ku ada di sana. Bekerjalah dalam iman dan percaya, sebab tidak akan pernah ada suatu waktu dimana Aku akan melupakan kamu. Kepastian dari kehadiran-Nya yang tidak henti-hentinya itu adalah warisan terkaya yang dapat diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya.” E.G. White, Manuskrip 138 par. 21-22, 1897 (Surat No. 12).

“Kepada semua, Allah mau memberitahukan kekayaan dan kemuliaan dari rahasia ini di antara bangsa-bangsa lain; yaitu Kristus di dalam kamu, adalah harapan akan kemuliaan!” Kolose 1:27 (KJV).

Hal yang tidak diajarkan oleh Ny. White adalah; Roh Kudus disebut Allah Roh, sebagai makhluk lain yang bukan Bapa, dan bukan Anak. Ajaran ini sama sekali tidak terdapat dalam tulisan Roh Nubuat. Makanya Ny. White tidak pernah menggunakan kata “Trinitas”. Tafsiran ini adalah semata-mata tafsiran manusia penyandang gelar ahli teolog saja. Ingat bahwa Ny. White tidak bertentangan dengan Alkitab. Jika Alkitab tidak menulis jelas tentang makhluk ketiga, maka itu bukan ajaran Roh Nubuat juga. Roh Kudus hanya dapat diberikan melalui Satu Perantara yaitu Yesus Kristus. Dialah Roh dan Kebenaran itu yang harus kita miliki dalam hati, agar perbaktian kita dapat diterima oleh Bapa. Roh Kudus adalah kuasa keMahahadiran pribadi Bapa yang disalurkan melalui Anak. Bapa dan Anak adalah satu karena mereka memiliki Satu Roh Kudus (Efesus 2:18). Tidak ada makhluk lain, tidak ada jalan lain menuju kepada Bapa kecuali Yesus Kristus!

Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org
9 Mei 2020