Apa Ajaran Sabat Lunar? Revisi 9/8/18

Apa Ajaran Sabat Lunar?

Terjemahan bebas oleh: Yolanda Kalalo-Lawton www.agapekasih.org
Sumber: www.end-times-prophecy.org

Sabat Lunar atau Hari Sabat berdasarkan perputaran bulan adalah ajaran baru yang sedang berkembang di antara umat-umat Advent pemelihara hari Sabat Ketujuh. Walau ada sedikit perbedaan di antara beberapa ajaran sabat lunar, tapi dasar persamaan ajarannya adalah: hari Sabat ditentukan oleh perputaran bulan, dan bukan berdasarkan minggu penciptaan. Jadi tanggal-tanggal hari sabat tidak pernah berubah, jatuh pada tanggal 8,15, 22 dan tanggal 29 setiap bulan, dan tentu saja jatuh pada hari apa saja dan bukan satu hari tertentu, yaitu hari Sabtu.

moon phase.jpg

Jumlah hari antara hari ‘Sabat’ terakhir setiap bulan yaitu antara tanggal 29 dan tanggal 8 tidak hanya berjumlah 7 hari, tapi kadang berjumlah 8 atau 9 hari, tergantung dari berapa hari dalam satu bulan: 30 hari atau 29 hari.


Tapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Hari Sabat selalu jatuh pada HARI KETUJUH. Menurut Alkitab, yang penting adalah jumlah hari dan bukan tanggal.


Keluaran 20:8-11: “Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”

Ayat serupa diulang-ulang dalam Alkitab Perjanjian Lama, tapi mereka yang percaya pada teori sabat lunar tidak menyucikan hari Sabat setiap 7 hari sebab setiap bulan, satu dari hari minggu Sabat mereka terdiri dari 8-9 hari. Tidak ada di manapun dalam Alkitab menentukan bahwa satu minggu itu kadang terdiri dari 8 atau 9 hari.  Hal ini saja sudah cukup menunjukkan bahwa doktrin ini tidak berdasarkan Alkitab.


Mari kita pelajari tentang pekerjaan penciptaan dunia menurut Alkitab.


Kejadian 1:16-19: “Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.”


Kejadian 2:2-3: “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”


Kapankah Allah menciptakan bulan? Dia menjadikannya pada hari keempat. Bagaimana dengan hari Sabat? Dia menetapkannya pada hari ketujuh. Kita telah mengetahui bahwa Adam dan Hawa diciptakan pada hari keenam. Hari apakah Adam dan Hawa pertama kali menikmati satu hari penuh bersama? Apakah hari itu ditentukan oleh bulan? Tentu saja tidak!


Perhatikan hal yang lain yang menunjukkan kesalahan teori Sabat Lunar ini. Dalam Imamat 23:15-16 kita dapat membaca petunjuk tertentu untuk merayakan hari raya mingguan yang disebut juga perayaan Pantekosta yang berarti hari ke-50. “Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.”

Jadi, 7 Sabat atau 7 minggu + 1 hari sesudah hari Sabat terakhir = 50  hari. Mari kita lihat apakah perhitungan Sabat hari ketujuh yang jatuh setiap minggu sama dengan perhitungan Sabat Lunar:


Sabat Hari Ketujuh mingguan: 7 Sabat x 7 hari = 49 hari + 1 hari sesudah Sabat terakhir = 50 hari.


Sabat Lunar: Setidaknya 1 putaran sabat terdiri dari 9 hari. Jadi 6 Sabat x 7 hari = 42 hari + 1 sabat yaitu 9 hari + 1 hari sesudah Sabat terakhir = 52 hari.


Manakah dari antara Sabat di atas yang sesuai dengan ajaran Alkitab? Tentu saja Sabat Hari Ketujuh mingguan!


Dapatkah anda melihat kebenaran ini? Bahkan bila anda mengatakan bahwa 1 putaran minggu terakhir hanya terdiri dari 8 hari, tetap saja jumlahnya adalah 51 hari, bukan 50 saja sesuai ajaran terperinci Alkitab tentang perayaan hari Pantekosta yang kata itu sendiri berarti hari ke-50 (bukan hari ke-51 atau hari ke-52). Hari Sabat Ketujuh mingguan adalah satu-satunya perhitungan yang tepat. Bulan diciptakan pada hari ke-4 dan sama sekali tidak disebutkan bahwa bulan menentukan jatuhnya hari Sabat. Bahkan, Allah hanya sekedar menentukan satu hari Sabat setelah 6 hari pertama penciptaan, dan Dia berfirman agar Adam dan Hawa ‘mengulangi’ pemeliharaan Sabat ketujuh ini setiap minggu, Allah tidak berkata untuk memelihara hari Sabat ketujuh sesuai perputaran bulan.

10C.png

Perhatikan kebenaran penting tentang hari Sabat yang terdapat dalam hukum ke-4.


Keluaran 20:8-11: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”


Dapatkah anda lihat peristiwa apa yang khusus ditonjolkan dari hukum ke-4? Allah mengistimewakan minggu penciptaan dan menetapkan hari ke-7 sebagai hari perhentian oleh sebab pekerjaan 6 hari penciptaan dunia.  Dia secara terperinci mengatakan bahwa manusia harus berhenti dan menguduskan hari yang ke-7 sebagai PERINGATAN 6 hari penciptaan dunia. Ingat bahwa bulan tidak ada sampai hari ke-4. Jadi, perayaan hari Sabat pertama di Taman Eden sama sekali bukan berdasarkan bulan, tetapi berdasarkan hari-hari penciptaan, yaitu 1 minggu atau 7 hari bukan kadang 8 hari atau kadang 9 hari.


Selidikilah seluruh Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, anda tidak akan mendapati penjelasan tentang bulan sehubungan dengan penentuan hari Sabat.  Mimpi dari Yosep tentang matahari, bulan dan bintang yang menyembahnya, tidak ada hubungannya dengan pengudusan hari Sabat.


Bagaimana tentang peristiwa perjalanan bangsa Israel meninggalkan Mesir melalui padang gurun? Bukankah Allah mengatakan untuk mengumpulkan manna selama 6 hari dan berhenti pada hari ke-7? Apakah ‘bulan’ disebutkan pada peristiwa ini? Tidak. Bulan tidak disebutkan sama sekali dalam buku Keluaran.  Jadi, hari Sabat manakah yang Allah katakan bahwa bangsa Israel harus kuduskan? Tentu saja Sabat Ketujuh mingguan yang tidak ada hubungannya dengan bulan.


Perayaan Hari-Hari Sabat.

Kebingungan utama dari ajaran Sabat Lunar ini adalah pengertian mereka tentang Imamat 23.  Mereka menafsirkan bahwa ‘hari-hari raya’ dan ‘hari pertemuan sabat kudus’ itu haruslah dipelihara sesuai dengan waktu-waktu tertentu setiap bulan dan menghubungkannya dengan pemeliharaan hari Sabat ketujuh mingguan. Masalahnya di sini adalah Allah membedakan hari Sabat ketujuh mingguan (berdasarkan penciptaan) yang terdapat pada ayat 38 dengan hari-hari raya sabat.


Imamat 23:37-38: “Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu, belum termasuk hari-hari Sabat TUHAN dan belum termasuk persembahan-persembahanmu atau segala korban nazarmu atau segala korban sukarelamu, yang kamu hendak persembahkan kepada TUHAN”


Allah dengan jelas mengatakan pada bangsa Israel bahwa hari-hari raya sabat bulanan dan sabat tahunan adalah hari-hari raya yang dirayakan DISAMPING (atau sebagai tambahan) dari HARI SABAT MINGGUAN Tuhan.  Makanya dalam Imamat 23:3 Allah mengulangi tentang hari Sabat mingguan, untuk memastikan bahwa umat-Nya tidak dibingungkan oleh perbedaan “hari-hari raya sabat” dengan hari Sabat utama mingguan yang tertulis dalam hukum ke-4.


Sabat dalam Imamat 23:

Sabat dalam ayat 24, berasal dari bahasa Ibrani (H7677) ‘Shabbathown’ yang berarti hari-hari raya perhentian/sabat yang diberikan khusus buat bangsa Yahudi sebagai lambang dan nubuatan akan pelayanan Kristus untuk menebus dunia. Tetapi hari Sabat Tuhan dalam ayat 3 berasal dari bahasa Ibrani (H7676) ‘Sabbath’ yang berarti Sabat mingguan, mengacu pada Sabat Hari Ketujuh penciptaan.


Sabat dalam hukum ke-4:

Sabat Tuhan adalah kata Shabbath dalam bahasa Ibrani (H7676), mengacu pada hari Sabat mingguan, sehubungan dengan minggu penciptaan dunia.

Seperti yang kita lihat di atas, Sabat Tuhan (H7676) dalam hukum ke-4 dan Imamat 23:3 berbeda dengan hari-hari raya sabat bulanan/tahunan (H7677) yang dirayakan pada hari tertentu dalam bulan tertentu. Di sinilah letak kebingungannya! Hari-hari raya sabat yang dirayakan pada hari tertentu dalam bulan tertentu adalah hari-hari raya perhentian/sabat Yahudi yang melambangkan dan menubuatkan tentang misi Kristus, yang ketika Kristus datang ke dunia ini, dalam Perjanjian Baru, perayaan-perayaan ini berhenti di kayu Salib.


Kolose 2:14-17: “Dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.”


Seperti yang Alkitab katakan, hari-hari raya sabat ‘Shabbathown (H7677)’ yang dirayakan setiap tahun dalam tanggal dan bulan tertentu, hanyalah bayangan akan Kristus, yang dihapus di kayu Salib. Tetapi hari Sabat Tuhan ‘Shabbath (H7676)’ yang tertulis dalam hukum ke-4 masih berlaku dan akan tetap berlaku selamanya. Dan kita memeliharanya setiap minggu pada hari ketujuh, yaitu hari Sabtu.

Bagaimana kita mengetahui bahwa hari Sabtu adalah hari yang sama yang diberkati dan dikuduskan Allah sejak minggu penciptaan? Jawabnya adalah, karena bintang-bintang di langit.  Dari penciptaan bintang-bintang, para ahli perbintangan saat ini dapat menentukan bahwa hari ketujuh sekarang adalah sama dengan hari ketujuh pada zaman Alkitab. Putaran minggu tidak pernah berubah, dan kami memiliki surat elektronik dari US Naval Observatory (Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat) yang menyatakan bahwa perputaran 7 hari dalam seminggu belum pernah berubah sejak 2.000 tahun terakhir. Oleh sebab itu, bangsa Yahudi moderen sekarang masih tetap memperingati hari Sabat sejak matahari tenggelam pada hari Jumat sampai matahari tenggelam pada hari Sabtu sebagai hari Sabat mingguan mereka. Ini juga yang menyebabkan umat Kristen umumnya memelihara hari Minggu sebagai hari sabat untuk merayakan kebangkitan Yesus yang tentunya adalah ajaran lain yang tidak benar untuk menjatuhkan hari Sabat Ketujuh yang benar.  Tidak ada bukti akan perubahan perputaran minggu!


Kesimpulan

Jika kita memikirkan tentang tanda binatang sehubungan dengan penyembahan hari Sabat, kita harus menyimpulkan bahwa Allah pasti sudah memberikan peraturan yang jelas dalam Alkitab, cukup untuk dimengerti oleh pikiran sederhana manusia.  Hari Sabat yang benar, yang jelas disebut dalam Alktab adalah hari ketujuh yaitu hari Sabtu, dan tanda binatang yang akan dipaksakan adalah hari sabat palsu, yaitu hari pertama, yaitu hari Minggu. Hal ini sangat mudah dimengerti bahkan oleh anak-anak. Tapi ajaran sabat lunar bukan saja tidak tertulis jelas dalam Alkitab tidak juga ada perintah jelas dalam 10 hukum yang mengaturnya. Teori ini begitu kompleks dan sukar dimengerti oleh pikiran yang sederhana karena teori ini hanyalah tafsiran manusia.


Sahabat sekalian, sebab Sabat Tuhan begitu penting bagi iman dan penurutan kita sebagai ujian terakhir, maka Setan berupaya dengan segala macam cara untuk menyerang Sabat Tuhan yang benar yaitu Sabat Hari Ketujuh mingguan, yaitu hari Sabtu. Hari-hari raya sabat bangsa Israel telah berakhir saat  Yesus Kristus disalibkan. Hari Sabat Tuhan yaitu Sabtu yang ketujuh tetap berlaku untuk selamanya.