Pengertian yang tepat akan kemanusiaan Kristus adalah landasan penting dari doktrin Pembenaran Oleh Iman (POI). Oleh sebab itu, saya merasa perlu untuk membicarakan kodrat/hakikat kemanusiaan Kristus.
Pada tahun 1957, LeRoy Froom dan kawan-kawan menerbitkan buku yang berjudul “Questions On Doctrine” yang merupakan sebuah buku kolaborasi antara beberapa pimpinan Gereja Advent dan penulis buku “The Kingdom of the Cults” yang bernama Walter Martin, seorang teolog terkemuka Masehi Injili/Evangelis (bukan Advent) dan kawan-kawannya. Sejak penerbitan buku tersebut, banyak terjadi perdebatan dalam Gereja Advent. Salah satu topik perdebatan adalah, kodrat atau hakikat dari kemanusiaan Kristus. Setidaknya, ada empat kelompok yang berbeda dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang kita cintai ini.
Kelompok pertama adalah mereka yang percaya bahwa kemanusiaan Kristus sama persis dengan umat manusia. Kepercayaan ini mengajarkan bahwa Kristus mewarisi semua kodrat dan karakter Adam setelah kejatuhannya, dan otomatis mewarisi kecenderungan untuk berdosa. Tapi oleh karena Kristus selalu tinggal dalam Bapa, maka Dia tidak pernah berdosa. Hal inilah yang menyanggupkan Kristus menjadi Penebus dan contoh sempurna. Jika Kristus tidak memiliki kecenderungan untuk berdosa, maka Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi contoh sempurna bagi manusia dalam usaha mengalahkan cobaan. Dengan demikian, Dia memiliki keuntungan yang tidak dimiliki umat manusia. Mereka yang tergabung dalam kelompok ini adalah: Robert J. Wieland, Donald K. Short, Dennis Priebe, Jean Zurcher dan Ralph Larson.
Kelompok kedua adalah mereka yang umumnya terlibat dalam penerbitan buku “Questions On Doctrine.” Mereka percaya bahwa Kristus mewarisi kodrat/hakikat Adam sebelum kejatuhannya dalam dosa. Dengan demikian kodrat Kristus adalah tanpa dosa dan tidak sama dengan manusia pada umumnya. Penjelmaan Kristus hanyalah karena Dia menjadi wakil manusia yang ditebus-Nya. Sama seperti Dia memikul semua beban dosa manusia di saat Dia sendiri tidak berdosa, demikian juga Dia tidak mewarisi kodrat semua manusia, tapi hanya mewakili manusia. Mereka yang tergabung dalam kelompok ini adalah LeRoy Froom, Roy Allan Anderson dan W. E. Read.
Kelompok ketiga adalah mereka yang percaya bahwa Kristus dilahirkan lengkap dengan semua kodrat manusia dan dapat berdosa, tetapi dalam diri-Nya, Dia tidak memiliki kecenderungan untuk berdosa. Kristus adalah Adam kedua. Dia dapat dicobai dan jatuh, tetapi semua cobaan berasal dari luar, seperti keadaan Adam dan Hawa ketika mereka dicobai. Bantahan mereka adalah, jika Kristus mewarisi kecenderungan untuk berdosa, maka kodratNya sudah terkorupsi oleh dosa dengan demikian Dia juga butuh seorang Juruselamat. Menurut mereka, keabsenan dari kecenderungan untuk berdosa dalam diri Kristus, bukan suatu keuntungan yang lebih ungguld dari kodrat manusia, oleh karena cobaan-cobaan yang dialami Kristus jauh lebih besar dibanding cobaan-cobaan kita. Standar kekudusan kodratNya adalah standar kemanusiaan yang semestinya--sesuai dengan kehendak Allah semula, dan bukan standar kodrat manusia saat sekarang. Posisi ini dipercayai oleh para teolog seperti Edward Heppenstall, Raoul Dederen, Roy Adams dan Woodrow Whidden. Lihat: https://www.andrews.edu/~fortind/EGWNatureofChrist.htm
Kelompok keempat adalah mereka yang percaya bahwa Kristus mewarisi tubuh Adam setelah kejatuhannya, tetapi pikiranNya diwarisi dari Allah Bapa, yaitu pikiran/roh yang sempurna dan kudus. Dengan kata lain, hanya daging Kristus yang terlahir lengkap dengan kelemahan dan perasaan manusia berdosa, sebab tubuh Kristus hanyalah ciptaan (Ibrani 10:5). Tetapi pikiran Kristus adalah sempurna, tanpa dosa dan tidak memiliki kecenderungan untuk berdosa.
Kepercayaan ini diajarkan oleh pionir Gereja Advent sebelum buku “Questions On Doctrine” ditulis.
“Sehubungan dengan Kristus yang tak punya “keinginan-keinginan daging” dalam rupa kita: Dalam Kitab Suci, Dia sama dengan kita dan serupa kita dalam daging. Dia adalah keturunan Daud dalam daging. Dia dijadikan dalam rupa daging yang penuh dosa. Jangan mengartikan hal ini terlalu jauh. Dia dijadikan dalam rupa daging yang penuh dosa, (tapi) tidak dalam rupa pikiran yang berdosa. Jangan menyeret pikiranNya ke dalam hal yang sama. DagingNya adalah daging manusia, tetapi pikiran adalah “pikiran Kristus Yesus.” Oleh sebab itu ada tertulis: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Jika Dia mengambil pikiran dalam rupa kita, lalu kenapa kita dinasihatkan: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus?” sebab nampaknya kita sudah memiliki pikiran yang sama. Tetapi pikiran macam apa yang kita miliki? Oh, pikiran yang sudah rusak oleh dosa juga… (A.T Jones, General Conference Bulletin 1895).
Saya pribadi setuju dengan kelompok keempat. Dengan lebih menekankan bahwa Kristus dilahirkan dalam rupa manusia, tetapi Dia juga dilahirkan dengan Roh yang sempurna, sebab BapaNya adalah Allah dan Allah adalah Roh (Yoh. 4:24, Mat. 16:17). Tidak seperti tubuhNya, RohNya tidak diciptakan. Roh Kudus yang sempurna inilah yang menyanggupkan Kristus bertumbuh dalam pengetahuan dan hikmat (Lukas 2:52) yang juga sempurna tanpa titik noda dosa. Dengan demikian, dalam hal roh dan pikiran, Kristus memiliki keistimewaan secara lahiriah dibandingkan dengan manusia. Keistimewaan inilah yang Dia tawarkan dengan cuma-cuma kepada siapa saja yang percaya kepada Anak Allah itu. Siapa saja yang percaya padaNya tidak akan binasa, tapi beroleh hidup kekal (Yohanes 3:16). Tidak ada seorang manusiapun dalam Alkitab yang disebutkan sebagai makhluk kudus, Anak Allah sejak dalam kandungan ibu (Lukas 1:35), selain Kristus seorang saja!
“Sebagai Allah Dia tak dapat dicobai: tapi sebagai seorang manusia Dia dapat dicobai, dan betul-betul dapat menyerah pada godaan-godaan. Kodrat kemanusiaanNya harus mengalami ujian and cobaan yang sama dengan yang dialami Adam dan Hawa. KodratkemanusiaanNya diciptakan; bahkan tak memiliki kuasa seperti malaikat. Benar-benar manusia, serupa dengan (kodrat) milik kita sendiri.” E.G White, 6MR 111.1.
Perhatikan bahwa kodrat kemanusiaan Kristus diciptakan serupa dengan manusia, dalam hal daging. Tetapi Ny. White tidak mengajarkan bahwa Roh Kristus diciptakan sama dengan roh manusia.
Kodrat manusia adalah daging dan darah yang fana (1 Kor. 15:50; Ibrani 2:14) lengkap dengan perasaan lapar, haus, sakit, derita, dan tentu saja dapat dicobai. Inilah yang diwarisi Kristus dari ibuNya. Tetapi BapaNya bukan makhluk manusia. Allah Bapa adalah Roh (Yoh. 4:24; Mat. 16:17). Roh yang sempurna dan kudus inilah yang diwarisi oleh Kristus dari Bapa. Makanya Dia disebut makhluk kudus sejak mssih dalam kandungan ibuNya (Lukas 1:35).
Inilah kodrat kemanusiaan Kristus. Dia lahir dalam rupa kita, tubuh fana, tetapi karena Dia juga adalah keturunan Bapa yang adalah Roh, maka pikiranNya bertumbuh sempurna dan kudus di dalam Roh. Berbeda dengan manusia. Bapa Ibu kita adalah manusia berdosa. Maka secara alamiah, pikiran kita bertumbuh dalam dosa. Terputus dari Allah Bapa, kita tidak memiliki kuasa apapun untuk melawan pencobaan Setan. Dan tentu saja daging dan pikiran manusia berdosa tidak ada tempat dalam kerajaan surga. Oleh sebab itu Alkitab mengatakan bahwa jika kita menginginkan surga, kita harus dilahirkan kembali melalui iman dalam Kristus Yesus, yang merupaka jalan satu-satunya menuju surga.
“Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Yohanes 3:3.
“Yesus menjawab, kataNya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Yohanes. 3:7.
“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” 1 Petrus 1:23.
Manusia lahir penuh dengan kecenderungan dosa. Tetapi Kristus lahir bebas dari kecenderungan dosa.
“Kristus, Adam kedua, datang dalam rupa daging yang penuh dosa. Sebagai wakil manusia, Dia menjadi subyek dari kesedihan, rasa capek, lapar dan haus. Dia adalah subyek dari pencobaan, tapi Dia tidak menyerah pada dosa. Tidak ada noda dosa dalam Dia. Dia menyatakan, “Aku sudah melakukan perintah-perintah Bapa-Ku (dalam hidup-Ku di dunia)” (Yoh. 15:10). Dia memiliki kuasa yang tak terhingga hanya karena Dia menuruti kemauan Bapa-Nya dengan sempurna. Adam kedua ini berdiri teguh melalui cobaan dan godaan agar Dia dapat menjadi Pemilik dari semua umat manusia.” (E.G. White, Manuskrip 99, 1903.
“Kodrat kemanusiaan Kristus sama dengan kita, dan penderitaan bahkan lebih sengit dirasakan olehNya; sebab kodrat rohNya bebas dari setiap noda dosa. Oleh sebab itu keinginanNya untuk menghilangkan penderitaan lebih kuat dari apa yang dapat dialami oleh makhluk manusia. Alangkah kuatnya keinginan dari kemanusiaan Kristus untuk menghindari ketersinggungan Allah yang terhina itu, betapa jiwaNya merindukan kelepasan, seperti yang terungkap dalam kata-kata, “O, BapaKu, jika cawan ini tidak mungkin terhindar dariKu, kecuali Aku meminumnya, kehendakMu-lah yang jadi.” (E.G. White, ST, 9 Desember 1897, par. 4).
“Roh Ilahi yang diam dalam kaabah daging.” (E.G White, Youth’s Instructor, 20 Desember 1900).
“Dia adalah saudara kita dalam kelemahan-kelemahan, tetapi tidak sama dalam memiliki keinginan nafsu.” E.G. White, 2T hal. 201.
“Yesus tidak berdosa dan tidak memiliki konsekuensi dosa yang menakutkan. Kecuali hal tersebut, kondisiNya sama dengan kita.” E.G. White, Our High Calling, hal. 59).
“Hati-hati, sangatlah berhati-hati bagaimana engkau memikirkan tentang kodrat kemanusiaan Kristus. Jangan menempatkan Dia di depan umat, sebagai seorang manusia dengan kecenderungan-kecenderungan dosa. Dia adalah Adam kedua. Adam yang pertama diciptakan murni, makhluk tanpa dosa, tanpa setitik dosapun di dalamnya; dia diciptakan dalam gambar Allah. Dia dapat jatuh, dan dia telah jatuh melalui pelanggaran. Oleh sebab dosa, keturunannya lahir dengan warisan yang cenderung membangkang. Tetapi Yesus Kristus adalah Anak lahir Allah. Dia mengambil atas diriNya kodrat manusia, dan dicobai dalam segala hal seperti halnya kodrat manusia yang dapat dicobai. Dia dapat berdosa; Dia dapat jatuh, tetapi tidak satupun terdapat dalam Dia suatu kecenderungan yang jahat. Dia diserang oleh cobaan-cobaan di padang belantara, seperti Adam diserang dengan cobaan-cobaan di Eden.” Surat dari E.G. White kepada Sdr/i Baker, Surat 8, 1895, juga dicetak di 13MR 18-20.
Bagi saya, Roh Nubuat jelas mengajarkan bahwa roh Kristus yang tanpa noda dosa itu tidak sama dengan roh manusia yang penuh kecenderungan untuk berdosa. Semua keturunan Adam yang pertama mewarisi kodratnya, yaitu dosa. Tetapi Kristus, Adam yang kedua, mewarisi kodrat badani Adam melalui Maria, dan juga kodrat Roh Ilahi sebab Allah adalah Bapa kandung-Nya. Sangat disayangkan bahwa saat ini banyak kebingungan di dalam Gereja Advent. Para teolog mencoba menerangkan arti kalimat-kalimat Roh Nubuat menggunakan pengertian mereka sendiri. Bukankah seharusnya kebenaran itu adalah hasil dari membandingkan Alkitab dengan Alkitab atau Roh Nubuat dengan Roh Nubuat?
Dua Kodrat Kristus
Satu hal yang pasti adalah, kita manusia hanya memiliki satu macam kodrat, yang disebut manusia. Tetapi Kristus memiliki dua kodrat. Mengapa? Sebab Dia dilahirkan oleh dua macam kodrat, yaitu Manusia dan Ilahi. Adam yang pertama diciptakan sebagai jiwa yang hidup, tetapi Adam yang terakhir adalah Pemberi hidup.
“Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.” 1 Korintus 15:45.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Yohanes 1:14.
“Kodrat Kristus adalah suatu kombinasi dari Ilahi dan manusia. Memiliki semua sifat Allah, Dia juga mewakili kemuliaan manusia dan menunjukkan bahwa semua yang percaya pada Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka akan menyempurnakan suatu karakter serupa dengan Kristus dan memenuhi syarat menjadi pekerja-pekerja bersama dengan Allah.” E.G White, Surat 11a, 1894, hal. 7-8.
“Kodrat Ilahi dalam diri Kristus tidak berubah ke dalam kodrat manusia dan kodrat manusia dari Anak Manusia itu tidak berubah ke dalam kodrat Ilahi, tetapi keduanya secara misterius berbaur dalam (diri) Juruselamat manusia itu.” E.G White, Surat 8a, 1890, juga dicetak di 6MR 112.3.
Sebab Kristus memiliki kodrat ke-Ilahian, maka Dia sanggup menyelamatkan manusia. Dengan kata lain, jika Kristus adalah 100% manusia baik dalam tubuh, jiwa dan roh, maka Dia tidak dapat menyelamatan manusia. Simaklah tulisan-tulisan Roh Nubuat berikut:
“Kristus tidak bisa melakukan apapun selama pelayananNya di dunia dalam menyelamatkan manusia yang telah jatuh jika ke-Ilahian tidak bercampur dengan manusia. Kemampuan manusia yang terbatas tidak dapat menjelaskan misteri yang agung ini – yaitu percampuran antara kedua kodrat, Ilahi dan manusia. Hal ini tidak akan pernah dapat dijelaskan. Umat manusia haruslah kagum dan membisu. Tetapi umat manusia diberi hak istimewa untuk mengambil bagian dalam kodrat Ilahi, dan dengan cara ini mereka dapat, setidaknya memasuki kemisteriusan ini, dan apa tujuannya? – Melalui kebenaran Kristus, manusia dapat mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Persatuan dari Ke-Ilahian dan kemanusiaan, yang dimungkinkan oleh Kristus, tidak dapat dimengerti oleh pikiran manusia.” E.G. White, Materi 1888, hal. 332.1.
“Ketika Yesus mengambil kodrat kemanusiaan, dan menjadi sama seperti seorang manusia, Dia memiliki semua organisme manusia. KebutuhanNya adalah kebutuhan seorang manusia. Dia memiliki keinginan tubuh yang harus dipenuhi, kelelahan tubuh yang harus dilegakan. Melalui doa kepada Bapa Dia dikuatkan untuk tugas dan pencobaan.” E.G. White, Surat 32, 1899, juga dicetak di 5BC, hal. 1130.
“Dia adalah pemohon yang perkasa, tidak memiliki keinginan nafsu dari kemanusiaan kita, kodrat yang jatuh, tapi dilingkungi dengan kelemahan yang sama, dicobai dalam segala hal sama seperti kita. Yesus menanggung derita yang membutuhkan pertolongan dan bantuan dari BapaNya. Kristus adalah contoh kita.” E.G. White, RH 17 Agustus 1886.
“Kemanusiaan Kristus disebut “Anak Kudus, Anak Allah.” Catatan inspirasi berkata tentang Kristus, “Dia tidak berdosa,” “Dia tidak tahu dosa,” dan “dalam Dia tidak ada dosa.” Dia adalah “kudus, tidak bersalah, tidak bernoda, terpisah dari orang berdosa.” E.G. White, ST 16 Januari 1896.
Kristus adalah 100% manusia dalam organ tubuh, termasuk organ otak. Tetapi Dia adalah 100% Ilahi dalam roh/pikiran atau dalam hal non organ. Alkitab mengajarkan bahwa manusia itu terdiri dari 3 bagian yaitu roh, jiwa dan tubuh.
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” 1 Tesalonika 5:23.