Buku "Kerinduan Segala Zaman" Ajarkan Trinitas? Bagian 2
/Buku “Kerinduan Segala Zaman Ajarkan Trinitas?”
Bagian 2
Seperti diketahui, para ahli telogia moderen Gereja Advent mengajarkan bahwa Ny. Ellen White, dalam buku “Kerinduan Segala Zaman” mengajarkan doktrin Trinitas. Salah satu kutipan yang sering digunakan berasal Bab. 73.
Paling tidak, saya telah membaca buku ini tuntas sebanyak dua kali, dan berkali-kali membaca Bab 73, tapi saya tidak mendapati bahwa beliau mengajarkan doktrin Trinitas. Kesimpulan yang saya dapati adalah:
1. Kutipan-kutipan itu telah disalah-artikan.
2. Buku ini semata-mata menceritakan tentang riwayat hidup Yesus Kristus, bukan oknum lain.
3. Roh Kristuslah satu-satunya “Penolong” atau “Penghibur” kita.
4. Disebut “Penolong yang lain” oleh karena Roh itu adalah sifat lain Yesus, yaitu sifat Ilahi yang berbeda dengan sifat Manusia-Nya.
5. Penolong itu adalah Roh Kebenaran, sesuai ajaran Yesus tentang diri-Nya dalam Yohanes 14:6 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”.
6. Roh Kudus sebagai Penolong dan Penghibur adalah kehadiran pribadi Ilahi Yesus Kristus, bukan oknum lain.
Untuk membaca artikel yang berhubungan dengan topik ini, silahkan klik di sini: Buku “Kerinduan Segala Zaman Ajarkan Trinitas? Bagian 1”, “Roh Kudus, Pribadi Ketiga & Omnipresent”, “Identitas Penghibur Menurut Roh Nubuat” dan “Identitas Penolong Dalam Kitab Yohanes”.
Catatan: Bab ini dicopas dari https://egwwritings.org. Tidak ada yang dirubah kecuali mencetak tebal kalimat-kalimat penting untuk diperhatikan.
Bab 73: “Janganlah Gelisah Hatimu”
Sumber: Kerinduan Segala Zaman, Jilid 2, Bab 73
Bab ini berdasarkan:
Yohanes 13:31-38; Yohanes 14; Yohanes 15; Yohanes 16 dan Yohanes 17.
SAMBIL memandang murid-murid dengan kasih Ilahi yang disertai simpati yang paling lemah lembut. Kristus berkata, “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.” Yudas telah meninggalkan ruangan atas, dan Kristus menyendiri bersama-sama kesebelas murid-Nya. Ia hampir mengatakan kepada mereka mengenai perpisahan-Nya yang sudah dekat dari mereka, tetapi sebelum berbuat demikian Ia menunjukkan kepada maksud tugas-Nya yang besar itu. Inilah yang senantiasa diingat-Nya. la merasa gembira karena segala penderitaan dan penghinaan yang diderita-Nya akan memuliakan BapaNya. Terhadap hal inilah Ia mula-mula mengalihkan pikiran muridmurid-Nya.Lalu bertutur kepada mereka dengan sebutan yang ramah, “Hai anak anak-Ku” kata-Nya, “hanya seketika lagi Aku ada bersama dengan kamu. Maka kamu akan mencari Aku, dan seperti Aku sudah berkata kepada orang Yahudi: Bahwa ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.”Murid-murid tidak dapat bergembira ketika mereka mendengar hal ini. Rasa takut menimpa mereka. Mereka datang lebih dekat mengelilingi Juruselamat. Rabi dan Tuhan mereka, Guru dan Sahabat mereka yang kekasih, Ia lebih tercinta bagi mereka daripada kehidupan. Kepada-Nya- lah mereka telah mencari pertolongan dalam segala kesukaran mereka, mencari penghiburan dalam kesusahan dan kekecewaan mereka.Tetapi perkataan Juruselamat kepada mereka penuh harapan. Ia mengetahui bahwa mereka akan diserang oleh musuh, dan bahwa tipu daya Setan paling berhasil terhadap mereka yang tertekan oleh kesukaran. Sebab itu Ia mengalihkan perhatian mereka dari “yang kelihatan” kepada “yang tak kelihatan.” 2 Kor. 4:18. Dari pembuangan dunia Ia mengalihkan pikiran mereka kepada rumah di surga.“Janganlah gelisah hatimu,” kata-Nya, “percayalah kepada Allah, per-cayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya tempat di mana Aku berada. kamu pun berada.” Karena kamulah Aku datang ke dalam dunia. Aku bekerja demi kepentinganmu. Bila Aku pergi, Aku masih akan bekerja sungguh-sungguh bagimu. Aku datang ke dalam dunia untuk menyatakan diri-Ku kepadamu, agar kamu percaya. Aku pergi kepada Bapa untuk bekerjasama dengan Dia demi kepentinganmu. Maksud kepergian Kristus berlawanan dengan yang dikhawatirkan oleh murid-murid. Hal itu bukannya berarti suatu perpisahan yang terakhir. Ia akan pergi menyediakan tempat bagi mereka, agar Ia datang kembali, dan menerima mereka kepada-Nya sendiri. Sementara Ia mendirikan tempat bagi mereka, seharusnya mereka membangun tabiat yang serupa dengan Ilahi. Meskipun demikian murid-murid merasa bingung. Tomas, yang selalu digelisahkan oleh keragu-raguan, berkata, “Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau pergi, jadi bagaimana kami jalan ke situ? Maka kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup; tidak seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”Tidak banyak jalan ke surga. Masing-masing tidak boleh memilih jalannya sendiri. Kristus berkata, “Akulah jalan ... tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Sejak khotbah Injil yang pertama dikhotbahkan, ketika di Eden dinyatakan bahwa benih perempuan akan meremukkan kepala ular, Kristus sudah ditinggikan sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Ialah jalan ketika Adam hidup, ketika Habil mempersembahkan kepada Allah darah anak domba yang tersembelih, yang melambangkan darah Penebus. Kristus ialah jalan yang olehNya bapa-bapa dan nabi-nabi diselamatkan, ialah jalan yang dengan-Nya kita dapat menghampiri Allah.“Sekiranya kamu mengenal Aku,” kata Kristus, “pasti kamu juga me-ngenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Tetapi murid-murid belum juga mengerti. “Ya Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami,” seru Pilipus, “itu sudah cukup bagi kami.”Karena tercengang melihat lambatnya ia mengerti Kristus menanyakan dengan keheranan yang menyedihkan. “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?” Mungkinkah engkau tidak melihat Bapa dalam perbuatan yang dilakukan-Nya dengan perantaraan Aku? Tidakkah engkau percaya bahwa Aku datang untuk menyaksikan Bapa? “Bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Kristus tidak berhenti martabat-Nya sebagai Allah ketika Ia menjadi manusia. Meskipun la telah merendahkan diri-Nya, menjadi manusia, Keallahan masih dimiliki-Nya. Kristus sajalah yang dapat menunjukkan Bapa kepada manusia, dan penampilan ini merupakan kesempatan bagi murid-murid untuk melihat-Nya selama lebih dari tiga tahun.“Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan.” Iman mereka dapat bertumpu dengan aman di atas bukti yang diberikan dalam perbuatan Kristus, perbuatan yang tidak seorang pun sudah pernah melakukannya atau pernah dapat melakukannya dengan kuasa dirinya sendiri. Pekerjaan Kristus menyaksikan KeilahianNya. Melalui Dia Bapa telah dinyatakan.Jika murid-murid percaya akan hubungan yang penting ini antara Bapa dan Anak-Nya, iman mereka tidak akan meninggalkan mereka ketika mereka melihat penderitaan dan kematian Kristus untuk menyelamatkan dunia yang sedang binasa. Kristus sedang berusaha memimpin mereka dari keadaan iman mereka yang rendah kepada pengalaman yang dapat mereka terima sekiranya mereka sungguh-sungguh menyadari apa keadaan-Nya yang sebenarnya-Allah dalam daging manusia. Ia meng-hendaki agar mereka melihat bahwa iman mereka harus menuntun kepada Allah, dan berjangkar di situ. Alangkah sungguh-sungguh dan tabah Juru selamat kita yang penuh belas kasihan berusaha menyediakan murid-murid-Nya untuk menghadapi topan penggodaan yang tidak lama lagi akan menimpa mereka. Ia mau mengusahakan agar mereka terlindung di dalam Allah. Sementara Kristus mengucapkan perkataan ini, kemuliaan Allah memancar dari wajah-Nya, dan semua orang yang hadir merasakan suatu kekaguman yang suci ketika mereka mendengarkan perkataan-Nya dengan penuh perhatian. Hati mereka ditarik kepada-Nya dengan lebih pasti; dan bila mereka ditarik kepada Kristus dalam kasih yang lebih besar, mereka ditarik satu kepada yang lain. Mereka merasa bahwa surga sangat dekat, dan bahwa perkataan yang sedang mereka dengarkan adalah suatu pekabaran kepada mereka, dari Bapa yang di surga.“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu,” Kristus melanjutkan, “siapa yang percaya kepada-Ku, maka ia akan melakukan segala perbuatan yang Aku perbuat.” Juruselamat sangat menginginkan agar murid-murid-Nya mengerti untuk maksud apa Keilahian-Nya disatukan dengan kemanusiaan, la datang ke dunia untuk menunjukkan kemuliaan Allah, agar manusia dapat diangkat derajatnya oleh kuasa-Nya yang memulihkan. Allah dinyatakan dalam Dia agar Ia dapat dinyatakan dalam mereka. Yesus tidak menunjukkan dan tidak menggunakan kuasa, yang tidak dapat diperoleh manusia oleh iman kepada-Nya. Kemanusiaan-Nya yang sempurna ialah sesuatu yang dapat dimiliki oleh segala pengikutNya, jika mereka mau tunduk kepada Allah sama seperti Dia.“Dan ia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu, karena Aku pergi kepada Bapa-Ku.” Dengan ucapan ini Kristus tidak maksudkan bahwa perbuatan murid-murid akan bersifat lebih mulia daripada perbuatan-Nya, melainkan bahwa perbuatan itu akan lebih luas. Ia tidak saja menyinggung mengenai pekerjaan mukjizat, melainkan mengenai segala perkara yang akan terjadi melalui pekerjaan Roh Kudus. Sesudah kenaikan Tuhan, murid murid menyadari kegenapan janjiNya. Peristiwa penyaliban, kebangkitan dan kenaikan Kristus merupakan suatu kenyataan yang hidup bagi mereka. Mereka melihat nubuatan-nubuatan digenapi secara harfiah. Mereka menyelidiki Alkitab, dan menerima ajarannya dengan iman dan jaminan yang belum diketahui sebelumnya. Mereka mengetahui bahwa Guru Ilahi adalah sebagai pengakuan-Nya. Ketika mereka menceritakan pengalaman mereka, dan me-ninggikan kasih Allah, hati manusia hancur dan ditaklukkan, dan orang banyak percaya akan Yesus. Janji Juruselamat kepada murid-murid-Nya merupakan suatu janji ke-pada jemaat-Nya sampai akhir masa. Allah tidak menghendaki rencanaNya yang ajaib untuk menebus manusia mencapai hanya hasil yang tidak berarti. Semua orang yang akan pergi bekerja, yang berharap bukannya dalam apa yang dapat mereka perbuat sendiri, melainkan dalam apa yang dapat diperbuat oleh Allah bagi dan dengan perantaraan mereka, sudah pasti akan menyadari kegenapan janji-Nya. “Ia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu,” kata-Nya, “karena Aku pergi kepada Bapa-Ku.”Sampai kini murid-murid belum mengenal sumber dan kuasa Juruselamat yang tidak terbatas. Ia mengatakan kepada mereka, “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku.” Yoh. 16:24. Ia menjelaskan bahwa rahasia kemajuan mereka ialah dalam meminta kekuatan dan anugerah dalam nama-Nya. Ia akan hadir di hadapan Bapa untuk mengajukan permohonan bagi mereka. Doa pemohon yang rendah hati disampaikan-Nya sebagai kerinduan-Nya sendiri demi kepentingan jiwa itu. Setiap doa yang sungguh-sungguh didengar dalam surga. Doa itu mungkin diucapkan dengan tidak lancar, tetapi jika hati ada dalamnya, doa itu akan naik ke kaabah di mana Yesus melayani, dan Ia akan menyampaikannya kepada Bapa tanpa satu perkataan yang kaku dan menganggapnya indah dan harum dengan dupa kesempurnaan-Nya sendiri. Jalan kesungguh-sungguhan dan ketulusan hati bukannya suatu jalan yang bebas dari halangan, tetapi dalam setiap kesulitan kita harus melihat suatu panggilan untuk berdoa. Tidak seorang pun yang hidup yang memiliki kuasa yang tidak diperolehnya dari Allah, dan sumber dari mana kuasa itu datang terbuka bagi manusia yang paling lemah sekalipun. “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku,” kata Yesus “Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”“Dalam nama-Ku,” Kristus menyuruh murid-murid-Nya berdoa. Dalam nama Kristus para pengikut-Nya harus berdiri di hadapan Allah. Dengan perantaraan harga pengorbanan yang diadakan bagi mereka, mereka berharga pada pemandangan Tuhan. Karena kebenaran Kristus yang dihisabkan itu mereka dianggap berharga. Karena nama Kristus Tuhan mengampuni mereka yang takut akan Dia. Ia tidak melihat dalam mereka kecemaran orang berdosa. Ia mengakui dalam mereka rupa Anak-Nya, yang mereka percayai.Tuhan merasa kecewa apabila umat-Nya menaruh penilaian yang rendah pada diri mereka sendiri. Ia menghendaki agar warisan pilihanNya menilai diri mereka sendiri sesuai dengan harga yang telah ditaruhNya ke atas mereka. Allah memerlukan mereka, kalau tidak Ia tidak akan mengutus Anak-Nya melakukan tugas semahal itu untuk menebus mereka. Ia mau menggunakan mereka, dan Ia sangat senang bila mereka mengadakan tuntutan yang paling tinggi kepada-Nya, agar mereka dapat memuliakan nama-Nya. Mereka dapat mengharapkan perkara-perkara yang besar kalau mereka beriman akan janji-janji-Nya. Tetapi berdoa dalam nama Kristus banyak sekali artinya. Hal itu berarti bahwa kita harus menerima tabiat-Nya, menunjukkan semangatNya, dan melakukan perbuatan-Nya. Janji Juruselamat diberikan dengan syarat. “Jikalau kamu mengasihi Aku,” kata-Nya, “kamu akan menurut segala perintah-Ku.” Ia menyelamatkan manusia, bukannya dalam dosa, melainkan dari dosa dan mereka yang mengasihi Dia akan menunjukkan kasih mereka oleh penurutan. Semua penurutan sejati berasal dari dalam hati. Itulah pekerjaan hati bersama Kristus. Dan kalau kita setuju, Ia akan menyamakan diri-Nya dengan pikiran dan tujuan kita, menyatupadukan hati dan pikiran kita menjadi sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga bila menurut Dia, berarti kita melaksanakan dorongan hati kita sendiri. Kemauan, yang dihaluskan dan disucikan, merupakan kesukaan yang paling tinggi dalam melakukan pekerjaan-Nya. Bila kita mengenal Allah karena kita mendapat hak istimewa untuk mengenal Dia, kehidupan kita menjadi kehidupan yang suka menurut. Oleh menghargai amanat Kristus, oleh hubungan dengan Allah, dosa akan menjadi suatu kebencian bagi kita.Sebagaimana Kristus hidup sesuai dengan hukum dalam kemanusiaan demikian juga kita dapat berbuat jika kita mau berpegang pada Yang Kuat supaya memperoleh kekuatan. Tetapi jangan hendaknya kita memindahkan tanggung jawab kewajiban kita kepada orang lain, dan menunggu mereka mengatakan kepada kita apa yang harus kita lakukan. Kita tidak boleh bergantung mengharapkan nasihat manusia. Tuhan akan mengajarkan kewajiban kita kepada kita sama relanya seperti Ia mau mengajar orang lain. Kalau kita datang kepada-Nya dalam iman, Ia akan mengucapkan rahasia-rahasia-Nya kepada kita secara pribadi. Hati kita sering akan menyala bila Dia datang dekat untuk bergaul dengan kita sebagaimana yang diperbuat-Nya dengan Henokh. Mereka yang memutuskan tidak berbuat apa-apa dalam hal apa pun yang tidak menyenangkan Allah, akan mengetahui, sesudah menyampaikan persoalan mereka di hadapan-Nya, jalan mana yang harus ditempuh. Dan mereka akan menerima bukan saja kebijaksanaan, melainkan kekuatan. Kuasa untuk menurut, kuasa untuk melayani, akan diberikan Kepada mereka, sebagaimana yang telah dijanjikan Kristus. Apa saja yang diberikan kepada Kristus—“segala perkara” untuk mencukupkan keperluan manusia yang sudah jatuh—diberikan kepada-Nya sebagai kepala dan wakil manusia. Dan “apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 1 Yoh. 3:22. Sebelum mempersembahkan diri-Nya sebagai korban, Kristus mencari pemberian yang paling penting dan sempurna hendak dikaruniakanNya kepada para pengikut-Nya, suatu pemberian yang akan memudahkan mereka memperoleh sumber anugerah yang tiada batasnya. “Aku akan minta kepada Bapa,” kata-Nya, “dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” Yoh. 14:16-18. Sebelum ini Roh sudah ada di dalam dunia, sejak dari mulanya pekerjaan penebusan Ia sudah sedang menggerakkan hati manusia. Tetapi sementara Kristus di dunia, murid-murid tidak merindukan penolong lain. Nanti pada waktu mereka kehilangan hadirat-Nya barulah mereka merasakan perlunya Roh, dan pada waktu itulah Ia akan datang. Roh Kudus mewakili Kristus, tetapi tidak memakai kepribadian manusia, dan tidak bergantung padanya. Karena dihalangi oleh kemanusiaan, Kristus tidak dapat hadir pada setiap tempat secara pribadi. Sebab itu, demi kepentingan merekalah Ia harus pergi kepada Bapa, dan mengutus Roh sebagai pengganti-Nya di bumi. Dengan demikian tidak seorang pun dapat memperoleh keuntungan karena tempatnya dan hubungannya secara pribadi dengan Kristus. Oleh Roh itu Juruselamat akan dapat didekati oleh semua orang. Dalam pengertian ini Ia akan lebih dekat kepada mereka daripada jika Ia tidak naik ke surga.“Siapa yang mengasihi Aku, ia pun akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku juga akan mengasihi dia sambil menyatakan diri-Ku kepadanya.” Yesus membaca masa depan murid-murid-Nya. Ia melihat seorang dibawa ke tiang gantungan, seorang dibawa ke salib, seorang ke tempat pembuangan di antara batu karang yang sunyi senyap di laut, yang lain pula kepada penganiayaan dan kematian. Ia memberanikan mereka dengan janji bahwa dalam setiap ujian Ia akan beserta dengan mereka. Janji itu tidak berkurang kuasanya. Tuhan mengetahui segala sesuatu mengenai hamba-hamba-Nya yang setia yang karena nama-Nya sedang meringkuk dalam penjara atau yang dibuang ke pulau-pulau yang sepi. Ia menghibur mereka dengan hadirat-Nya sendiri. Bila untuk kebenaran orang percaya berdiri di ruang pengadilan yang tidak benar, Kristus berdiri di sisinya. Segala celaan yang ditimpakan kepadanya, ditimpakan juga kepada Kristus. Kristus dipersalahkan sekali lagi dalam pribadi murid-Nya. Bila seorang meringkuk dalam penjara, Kristus menyukakan hatinya dengan kasih-Nya. Bila seorang menderita kematian karena nama-Nya Kristus berkata, “Aku adalah Yang Awal dan yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.” Why. 1:18. Hidup yang dikorbankan karena Aku dipeliharakan sampai pada kemuliaan yang kekal. Pada segala waktu dan pada segala tempat, dalam segala kesusahan dan dalam segala malapetaka, bila pandangan tampaknya gelap dan masa depan membingungkan, dan kita merasa tidak berdaya dan sendirian, Penghibur itu akan diutus sebagai jawab kepada doa iman. Keadaan mungkin memisahkan kita dari setiap sahabat duniawi, tetapi tidak ada keadaan, atau jarak, dapat memisahkan kita dari Penghibur surga. Di mana saja kita berada, di mana saja kita pergi, Ia senantiasa di sebelah kanan kita untuk menyokong, menguatkan, memapah dan menggembirakan. Murid-murid masih belum mengerti perkataan-Nya dalam arti rohaninya. dan sekali lagi Ia menjelaskan maksud-Nya. Oleh Roh, kata-Nya, Ia akan menunjukkan diri-Nya kepada mereka. “Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa atas nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu.” Tidak pernah lagi engkau akan mengatakan, Saya tidak mengerti. Engkau tidak lagi akan melihat melalui kaca yang gelap. Engkau akan “bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun a melampaui segala pengetahuan.” Ef. 3:18. 19. Murid-murid harus menjadi saksi akan kehidupan dan pekerjaan Kristus. Melalui perkataan mereka Ia harus berbicara kepada segala bangsa di muka bumi ini. Tetapi dalam kehinaan dan kematian Kristus mereka harus menderita ujian dan kekecewaan besar. Agar sesudah pengalaman ini perkataan mereka akan tepat, Yesus menjanjikan bahwa Penghibur akan “mengingatkan kamu segala sesuatu yang Aku sudah katakan kepadamu.”“Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,” kata-Nya meneruskan “tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Akan tetapi apabila la datang, yaitu Roh Kebenaran; Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.” Yesus telah memaparkan di hadapan murid-murid-Nya kebenaran yang maha luas itu. Tetapi paling sulit bagi mereka mengikuti segala pelajaran-Nya yang berbeda sekali dengan tradisi dan peribahasa ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka telah dididik untuk menerima ajaran rabi-rabi sebagai suara Allah, dan hal itu masih menguasai pikiran mereka, dan membentuk perasaan mereka. Pikiran duniawi, perkara-perkara yang bersifat sementara, masih mempunyai tempat yang besar dalam pikiran mereka. Mereka tidak mengerti sifat rohani kerajaan Kristus, meskipun Ia sudah amat sering menjelaskannya kepada mereka. Pikiran mereka sudah bingung. Mereka tidak mengerti nilai Kitab Suci yang dikemukakan oleh Kristus. Kebanyakan dari pelajaran-pelajaran-Nya tampaknya hampir hilang pada mereka. Yesus melihat bahwa mereka tidak berpegang erat-erat pada makna perkataan-Nya yang sebenarnya. Dengan penuh belas kasihan Ia menjanjikan bahwa Roh Kudus akan mengingatkan segala ucapan ini kepada mereka. Ia tidak mengatakan banyak perkara yang tidak dapat dipahami oleh murid-murid. Ini juga akan dipaparkan kepada mereka oleh Roh. Roh itu yang menghidupkan pengertian mereka, agar mereka menghargai perkara-perkara surga. “Apabila Ia sudah datang, yaitu Roh Kebenaran.” kata Yesus, “Ia akan memimpin kamu ke dalam kebenaran.”Penolong (Penghibur) itu disebut “Roh Kebenaran.” Pekerjaan-Nya ialah menerangkan dan mempertahankan kebenaran. Ia mula-mula tinggal dalam hati sebagai Roh Kebenaran, dan dengan demikian Ia menjadi Penghibur. Ada penghiburan dan damai dalam kebenaran, tetapi tidak ada damai sejati atau penghiburan dapat diperoleh dalam kepalsuan. Melalui teori palsu dan tradisi Setan dapat menguasai pikiran. Oleh mengalihkan manusia kepada ukuran yang palsu, ia membuat tabiat bercacat. Melalui Kitab Suci Roh Kudus berbicara kepada pikiran, dan menanam kan kebenaran dalam hati. Dengan demikian Ia membeberkan kesalahan, dan mengusirnya dari jiwa. Dengan Roh Kebenaran, yang bekerja melalui sabda Allah, Kristus menaklukkan umat pilihan-Nya kepada-Nya. Dalam melukiskan kepada murid-murid-Nya pekerjaan Roh Kudus, Yesus berusaha mengilhami mereka dengan kegembiraan dan harapan yang mengilhami hati-Nya sendiri. Ia bergembira karena pertolongan yang limpah yang telah disediakan-Nya bagi jemaat-Nya. Roh Kudus merupakan yang tertinggi dan segala pemberian yang dapat diminta-Nya dari Bapa-Nya untuk meninggikan umat-Nya. Roh itu harus dikaruniakan sebagai suatu perantara yang menghidupkan kembali, dan tanpa hal ini pengorbanan Kristus akan sia-sia. Kuasa kejahatan makin kuat berabad-abad lamanya, dan penyerahan manusia kepada penawanan Setan sungguh mengherankan. Dosa dapat dilawan dan dikalahkan hanya dengan perantaraan kuasa Oknum Ketiga dari Keallahan, yang akan datang dengan tenaga yang tidak berkurang, melainkan dalam kepenuhan kuasa Ilahi. Rohlah yang mensukseskan apa yang telah dikerjakan oleh Penebus dunia. Dengan Roh hati dijadikan suci. Dengan perantaraan Roh orang percaya mengambil bagian dari sifat Ilahi. Kristus telah memberikan Roh-Nya sebagai kuasa Ilahi untuk mengalahkan segala kecenderungan bawaan dan kecenderungan yang dipelihara kepada kejahatan, dan untuk menanamkan tabiat-Nya sendiri pada jemaat-Nya.Tentang Roh Kudus Yesus berkata, “Ia akan memuliakan Aku.” Juru-selamat datang untuk memuliakan Bapa dengan menunjukkan kasihNya, demikian juga Roh harus memuliakan Kristus oleh menyatakan rahmat-Nya kepada dunia. Peta Allah harus ditunjukkan kembali dalam manusia. Kehormatan Allah, kehormatan Kristus, termasuk dalam kesempurnaan tabiat umat-Nya.“Apabila Ia (Roh Kebenaran) datang maka Ialah akan menerangkan kepada isi dunia dari hal dosa dan keadilan dan hukuman.” Pemasyhuran firman itu tidak ada gunanya tanpa kehadiran dan pertolongan Roh Kudus yang terus menerus. Inilah satu-satunya guru yang berhasil untuk kebenaran Ilahi. Hanya bila kebenaran disertai ke dalam hati oleh Roh, barulah kebenaran itu menghidupkan angan-angan hati dan mengubah kehidupan. Seorang mungkin dapat menyampaikan firman Allah kata demi kata, ia mungkin paham akan segala perintah dan janji itu; tetapi kecuali Roh Kudus meyakinkan seseorang tentang kebenaran itu, tidak ada jiwa yang akan jatuh ke atas Batu Karang dan dihancurkan. Tidak ada pendidikan, tidak ada keuntungan, meskipun besar, dapat membuat suatu saluran terang tanpa kerja sama dengan Roh Allah. Penaburan benih Injil tidak akan memperoleh kemajuan kecuali benih itu dihidupkan oleh embun surga. Sebelum satu buku Perjanjian Baru ditulis, sebelum satu khotbah Injil dikhotbahkan sesudah kebangkitan Kristus, Roh Kudus datang kepada rasul-rasul yang sedang berdoa. Kemudian kesaksian musuh mereka ialah, “Ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu.” Kis. 5:28. Kristus telah menjanjikan pemberian Roh Kudus atas jemaat-Nya, dan janji itu adalah bagi kita sebagaimana bagi murid-murid yang mula- mula. Tetapi sebagaimana halnya dengan setiap janji lainnya, hal itu diberikan dengan syarat. Banyak orang yang percaya dan mengaku menuntut janji Allah, mereka berbicara mengenai Kristus dan mengenai Roh Kudus, namun demikian tidak mendapat keuntungan. Mereka tidak menyerahkan jiwa untuk dipimpin dan dikendalikan oleh kuasa Ilahi. Kita tidak dapat menggunakan Roh Kudus. Roh itu harus menggunakan kita. Dengan perantaraan Roh Kudus Allah bekerja dalam umat-Nya “dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri.” Flp. 2:13. Tetapi banyak orang tidak mau menyerah kepada hal ini. Mereka mau mengurus diri mereka sendiri. Inilah sebabnya mereka tidak menerima pemberian surga. Hanya kepada mereka yang melayani Allah dengan rendah hati, yang memperhatikan bimbingan dan rahmatNya, Roh itu diberikan. Kuasa Allah menunggu tuntutan dan penerimaan mereka. Berkat yang dijanjikan ini, bila dituntut oleh iman, membawa segala berkat lain dengan itu. Hal itu diberikan sesuai dengan kekayaan anugerah Kristus, dan Ia bersedia melengkapi setiap jiwa menurut kesanggupannya untuk menerimanya. Dalam pembicaraan-Nya kepada murid-murid, Yesus tidak menyinggung tentang penderitaan dan kematian-Nva sendiri dengan perasaan sedih. Warisan-Nya yang terakhir bagi mereka ialah warisan damai sejahtera. Ia berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”Sebelum meninggalkan ruangan atas. Juruselamat memimpin murid murid-Nya dalam suatu nyanyian puji-pujian. Suara-Nya terdengar, bukannya dalam nada ratapan sedih, melainkan dalam kidung gembira tentang mazmur Paskah:
“Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya. Haleluya!” Mzm 117.
Sesudah nyanyian itu, mereka pun keluar. Mereka berjalan melalui jalan-jalan yang ramai, melewati gerbang kota itu menuju ke Bukit Zaitun. Dengan pelahan-lahan mereka berjalan terus, masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Ketika mereka mulai menurun menuju ke bukit, Yesus mengatakan, dalam nada kesedihan yang dalam, “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan terceraiberai.” Manus 26:31. Murid-murid mendengarkan dengan kesedihan dan keheranan. Mereka ingat bagaimana dalam rumah sembahyang di Kapernaum, ketika Kristus berbicara tentang diri-Nya sebagai roti hidup, banyak orang merasa sakit hati, dan berbalik dari Dia. Tetapi kedua belas murid tidak menunjukkan diri tidak setia. Petrus, yang menjadi jurubicara untuk saudara-saudaranya, pada waktu itu menyatakan kesetiaannya kepada Kristus. Kemudian Juruselamat berkata, “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” Yoh. 6:70. Dalam ruangan atas Yesus mengatakan bahwa salah seorang dari kedua belas murid akan menyerahkan Dia, dan bahwa Petrus akan menyangkal Dia. Tetapi sekarang perkataan-Nya meliputi mereka semuanya. Sekarang suara Petrus kedengaran menyanggah dengan keras, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” Di ruangan atas ia telah berkata, “Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu.” Yesus telah mengamarkan dia bahwa pada malam itu juga ia akan menyangkal Juruselamatnya. Sekarang Kristus mengulangi amaran itu, “Aku berkata ke-padamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Tetapi Petrus hanya berkata lebih keras lagi, “‘Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.’ Semua yang lain pun berkata demikian juga.” Mrk. 14:29, 30, 31. Dalam keyakinan mereka pada diri sendiri mereka menyangkali ucapan yang diulang-ulangi oleh Dia yang mengetahui. Mereka tidak bersedia untuk ujian itu; bila penggodaan menimpa mereka, mereka akan mengerti kelemahan mereka sendiri. Ketika Petrus mengatakan Ia akan mengikut Tuhannya ke penjara dan sampai kepada kematian, ia maksudkan demikian, dengan sungguh sungguh; tetapi ia tidak mengetahui akan dirinya sendiri. Jauh di lubuk hatinya terdapatlah unsur-unsur kejahatan yang akan dihidupkan oleh keadaan. Kecuali ia dijadikan sadar akan bahayanya, hal ini akan terbukti menjadi kebinasaannya yang kekal Juruselamat melihat dalamnya sifat cinta diri sendiri dan keyakinan yang akan melebihi kasihnya bagi Kristus sekalipun. Banyak kelemahan, dosa yang tidak ditaklukkan, semangat yang gegabah, perangai yang tidak disucikan, sikap tidak peduli dalam memasuki penggodaan, telah dinyatakan dalam tabiatnya. Amaran Kristus; yang sungguh-sungguh merupakan suatu panggilan untuk menyelidiki hati. Perlu bagi Petrus untuk tidak mempercayai dirinya sendiri, dan mempunyai iman yang lebih dalam pada Kristus. Sekiranya dengan kerendahan hati ia telah menerima amaran itu, ia akan dapat memohon kepada Gembala kawanan domba untuk menjaga domba-domba-Nya. Ketika di Danau Galilea ia hampir tenggelam, ia berseru, “Tuhan, tolonglah aku.” Mat. 14:30. Lalu tangan Kristus direntangkan untuk memegang tangannya. Demikian juga sekarang, sekiranya ia telah berseru kepada Yesus, Selamatkan aku dari diriku sendiri, ia akan terpelihara. Tetapi Petrus merasa bahwa ia tidak dipercayai, dan ia berpendapat bahwa hal itu bengis adanya. Perasaannya sudah dilukai, dan ia menjadi lebih gigih dalam keyakinannya pada diri sendiri. Yesus memandang murid-murid-Nya dengan penuh belas kasihan, la tidak dapat menyelamatkan mereka dari ujian, tetapi Ia tidak meninggalkan mereka dalam keadaan tanpa penghiburan. Ia memastikan kepada mereka bahwa la akan memutuskan belenggu kubur, dan bahwa kasihNya bagi mereka tidak akan gagal. “Akan tetapi sesudah Aku bangkit,” kata-Nya, “Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” Mat 26:32. Sebelum penyangkalan itu, mereka mempunyai jaminan keampunan. Sesudah kematian dan kebangkitan-Nya, mereka mengetahui bahwa mereka sudah diampuni, dan lekat di hati Kristus.Yesus dan murid-murid sedang dalam perjalanan ke Getsemani, di kaki Bukit Zaitun, suatu tempat yang terpencil yang sudah sering dikunjungi-Nya untuk merenung dan berdoa. Juruselamat sudah menjelaskan kepada murid-murid-Nya tentang tugas-Nya ke dunia ini, serta hubungan rohani dengan Dia yang harus mereka pelihara. Sekarang Ia menjelaskan pelajaran itu. Bulan sedang bersinar dengan cerahnya, dan menunjukkan kepada-Nya pohon anggur yang sedang tumbuh dengan suburnya. Sambil menarik perhatian murid-murid kepada pohon itu, Ia menggunakannya sebagai suatu lambang. “Akulah Pokok Anggur yang benar,” kata-Nya. Gantinya memilih pohon korma yang indah, pohon araz yang tinggi, atau pohon jati yang kuat, Yesus mengambil pohon anggur dengan sulurnya yang bergantungan untuk melambangkan Dia. Pohon korma, pohon araz, dan pohon jati tegak sendirian. Pohon-pohon itu tidak memerlukan penyokong. Tetapi pohon anggur melilit di sepanjang kisi-kisi, dan dengan demikian menjalar ke surga Demikian juga Kristus dalam kemanusiaan-Nya bergantung pada kuasa Ilahi. “Aku tidak dapat berbuat sesuatu menurut kehendak-Ku sendiri,” kata-Nya. “Akulah Pokok Anggur yang benar.” Orang Yahudi senantiasa meng-anggap pohon anggur sebagai tanaman yang paling indah, dan menjadi suatu lambang bagi segala perkara yang kuat, istimewa dan subur. Orang Israel telah dilambangkan sebagai pohon anggur yang telah ditanam Allah di Tanah Perjanjian. Orang Yahudi meletakkan dasar harapan mereka akan keselamatan di atas kenyataan hubungan mereka dengan Israel. Tetapi Yesus mengatakan, Akulah Pokok Anggur yang benar. Jangan pikir bahwa oleh hubungan dengan Israel kamu boleh mengambil bagian dari hidup Allah, dan ahli waris janji-Nya. Melalui Aku saja hidup rohani diterima “Aku inilah Pokok Anggur yang benar dan Bapa-Ku ialah Pengusahanya.” Di bukit-bukit Palestina Bapa kita yang di surga telah menanam Pokok Anggur yang baik ini, dan Ia Sendiri Pengusahanya. Banyak orang tertarik oleh keindahan Pokok Anggur ini, dan menyatakan bahwa itu berasal dari surga. Tetapi kepada para pemimpin bangsa Israel Pohon itu kelihaian sebagai akar yang diambil dari tanah yang kering. Mereka mengambil tanaman itu dan merusakkannya dan memijak-mijaknya di bawah kaki mereka yang najis. Pendapat mereka ialah untuk memusnahkannya selama-lamanya. Tetapi Pengusaha di surga udak pernah melupakan tanaman-Nya. Sesudah manusia berpikir bahwa mereka telah mematikannya, Ia mengambilnya, dan menanamkannya kembali di sisi lain dari tembok itu. Batang Pokok Anggur itu tidak lagi kelihatan. Batang itu sudah tersembunyi dari serangan manusia yang kasar. Tetapi cabang cabang Pokok Anggur itu bergantungan di dinding. Cabang-ca- bang itu menunjukkan Pokok Anggur itu. Dengan perantaraan carang carang yang menempel itu masih dapat disatukan dengan Pokok Anggur. Dari padanya buah diperoleh. Sudah ada panen yang dituai oleh orang yang lewat. “Akulah Pokok Anggur yang benar, dan kamulah ranting-rantingnya,” kata Kristus kepada murid-murid-Nya. Meskipun la sudah hampir diangkat dari mereka, hubungan rohani mereka dengan Dia hendaknya jangan berubah. Hubungan antara carang dengan pokok anggur, kataNya, melambangkan hubungan dengan Aku yang harus kamu pelihara. Cabang yang menempel ini dicangkokkan pada pokok anggur yang hidup, dan serat demi serat, urat demi urat, bertumbuhlah itu menjadi batang pokok anggur. Hidup pokok anggur itu menjadi hidup carang itu. Demikian juga jiwa yang sudah mati dalam pelanggaran dan dosa menerima hidup oleh hubungan dengan Kristus. Oleh iman kepada-Nya sebagai Juruselamat pribadi persatuan pun terbentuk. Orang berdosa itu menyatukan kelemahannya pada kekuatan Kristus, kekosongannya pada kepenuhan Kristus, cacatnya pada kuasa Kristus yang kekal. Dengan demikian ia mendapat pikiran Kristus. Kemanusiaan Kristus telah menjamah kemanusiaan kita, dan kemanusiaan kita telah menjamah Keilahian. Dengan demikian oleh pertolongan Roh Kudus manusia mengambil bagian dari sifat Ilahi, la diterima di dalam Kekasihnya. Hubungan dengan Kristus ini. sekali dibentuk, harus dipertahankan. Kristus berkata, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Hal ini bukannya hubungan secara kebetulan saja, bukannya hubungan yang kadang-kadang saja. Ranting itu menjadi sebagian dan pokok anggur yang hidup. Perhubungan hidup, kekuatan, dan kelebatan berbuah dari akar ke ranting-ranting tidak terhalang-halang dan tetap. Bila dipisahkan dari pokok anggur, carang itu tidak dapat hidup. Yesus mengatakan bahwa kamu tidak dapat hidup kalau terpisah dari Aku. Hidup yang telah kamu terima dari pada-Ku dapat dipelihara hanya oleh hubungan yang terus menerus. Tanpa Aku kamu tidak dapat mengalahkan satu dosa, atau melawan satu pencobaan.“Hendaklah kamu tetap di dalam Aku, dan Aku juga di dalam kamu.” Tinggal di dalam Kristus berarti, selalu menerima Roh-Nya, suatu kehidupan penyerahan yang tidak terbatas kepada pekerjaan-Nya. Saluran perhubungan harus terbuka terus-menerus antara manusia dan Allahnya. Sebagaimana carang pokok anggur senantiasa mengisap sari dari pokok anggur yang hidup, demikian juga kita harus berpaut pada Yesus, dan menerima dari pada-Nya oleh iman kekuatan dan kesempurnaan tabiatNya sendiri. Akar mengirimkan makanannya melalui ranting-ranting ke ranting yang paling ujung. Demikian juga Kristus menyampaikan aliran kekuatan rohani kepada setiap orang percaya. Selama jiwa disatukan dengan Kristus, jiwa itu tidak terancam bahaya layu atau busuk. Hidup pokok anggur itu akan ditunjukkan dalam buah yang harum pada ranting-rantingnya. “Siapa yang tetap di dalam Aku,” kata Yesus,” dan Aku di dalam dia, ia berbuah lebat; sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Bila kita hidup oleh iman kepada Anak Allah, buah-buah Roh akan kelihatan dalam kehidupan kita, tidak satu pun akan hilang. “Bapa-Kulah Pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya. ” Meskipun cabang yang menempel itu tampaknya disatukan dengan pokok anggur, mungkin tidak ada hubungan yang penting. Dengan demikian tidak akan ada pertumbuhan atau kesanggupan untuk berbuah lebat. Demikian juga mungkin tampaknya terdapat hubungan dengan Kristus tanpa persatuan yang sebenarnya dengan Dia oleh iman. Suatu pengakuan akan agama menempatkan manusia dalam jemaat, tetapi tabiat dan tingkah laku menunjukkan apakah mereka berada dalam hubungan dengan Kristus. Jika mereka tidak berbuah, mereka adalah ranting-ranting yang palsu. Perpisahan mereka dan Kristus meliputi suatu kebinasaan yang sama sempurnanya seperti yang dilambangkan oleh ranting yang mati. “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,” kata Kristus, “ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.” “Setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya (dipangkas-Nya), supaya ia lebih banyak berbuah.” Dari kedua belas murid yang dipilih itu yang telah mengikut Yesus, seorang sebagai ranting yang kering hampir akan dikeluarkan; yang lain pula harus melalui pisau pemangkas atau ujian yang pahit. Yesus dengan kelemah-lembutan yang sungguh-sungguh menjelaskan maksud pengusaha itu. Pemangkasan akan menyebabkan rasa sakit, tetapi Bapalah yang menggunakan pisau itu. Ia bekerja bukannya dengan tangan yang semberono atau hati yang bersikap acuh tak acuh. Ada ranting-ranting yang merambat di tanah, ranting-ranting ini harus dilepaskan dari tempat menjalar di tanah yang padanya sulurnya sedang tertambat. Ranting-ranting itu harus mencapai surga, dan mendapat tempat bergantung di dalam Allah. Daun yang berlebih-lebihan yang mengisap aliran hidup dari buah harus dipangkas. Pertumbuhan yang berkelebihan harus dikeluarkan saja, untuk memberi tempat bagi sinar penyembuhan dari Matahari Kebenaran. Pengusaha itu memangkas pertumbuhan yang berbahaya, agar buah itu lebih subur dan lebih limpah.“Di dalam hal ini Bapa-Ku dipermuliakan ” kata Yesus, “kalau kamu berbuah lebat.” Allah ingin menunjukkan dengan perantaraan kamu kesucian, kebajikan belas kasihan, dari tabiat-Nya sendiri. Meskipun demikian Juruselamat tidak menyuruh murid-murid bekerja untuk berbuah. ia mengatakan kepada mereka supaya tinggal dalam Dia. “Jikalau kamu tetap di dalam Aku,” kata-Nya, “dan perkataan-Ku tetap di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Adalah dengan firman itu Kristus tinggal di dalam para pengikut-Nya. Inilah persatuan penting yang serupa yang dilambangkan oleh makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Perkataan Kristus ialah roh dan hidup adanya. Bila menerimanya, kamu menerima hidup Pokok Anggur itu. Kamu hidup “dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Mat. 4:4. Hidup Kristus di dalam kamu menghasilkan buah-buah yang sama seperti yang di dalam Dia. Oleh hidup dalam Kristus, berpaut pada Kristus, dipelihara oleh Kristus mengambil makanan dari Kristus, kamu berbuah sama dengan Kristus. Dalam pertemuan yang akhir ini dengan murid-murid-Nya, kerinduan besar yang dinyatakan oleh Kristus bagi mereka ialah agar mereka saling mengasihi sebagaimana Ia telah mengasihi mereka. Berkali-kali Ia mengucapkan hal ini. “Inilah perintah-Ku kepadamu,” kata-Nya berulang-ulang, “kasihilah seorang akan yang lain.” Perintah-Nya yang mula- mula sekali ketika sendirian dengan mereka di ruangan atas ialah, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasini.” Bagi murid-murid hukum ini masih baru, karena mereka tidak saling mengasihi sebagaimana Kristus telah mengasihi mereka. Ia melihat bahwa buah pikiran dan dorongan baru harus mengendalikannya, bahwa prinsip-prinsip baru harus dipraktikkan oleh mereka; oleh hidup dan kematian-Nya mereka harus menerima suatu pengertian baru tentang kasih. Perintah untuk saling mengasihi mempunyai suatu arti baru dalam terang pengorbanan diri-Nya sendiri. Seluruh pekerjaan anugerah adalah satu pekerjaan kasih yang terus menerus, usaha penyangkalan diri dan pengorbanan diri. Selama setiap jam Kristus tinggal di bumi, kasih Allah mengalir dari Dia dalam aliran yang tidak dapat ditahan-tahan. Semua orang yang dipenuhi dengan Roh-Nya akan mengasihi sebagaimana Ia mengasihi. Prinsip yang mendorong Kristus akan mendorong mereka dalam perlakuan mereka satu dengan yang lain. Kasih ini membuktikan bahwa merekalah murid-murid-Nya. “Dengan demikian semua orang akan mengetahui bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,” kata Yesus, “yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Bila manusia bersatu-padu bukannya oleh paksaan atau kepentingan diri sendiri, melainkan oleh kasih, mereka menunjukkan pekerjaan suatu pengaruh yang melebihi setiap pengaruh manusia. Di mana kesatuan ini ada, ternyata bahwa peta Allah sedang dikembalikan dalam manusia, bahwa suatu prinsip hidup yang baru sudah ditanamkan. Hal itu menunjukkan ada kuasa dalam Ilahi untuk melawan kuasa kejahatan yang di luar kodrat alam, dan bahwa rahmat Allah menaklukkan sifat mementingkan diri yang terdapat dalam hati jasmani. Kasih ini, yang ditunjukkan dalam jemaat, sudah pasti akan membangkitkan amarah Setan. Kristus tidak memilih bagi murid-murid-Nya suatu jalan yang mudah saja. “Jikalau dunia membenci kamu,” kata-Nya, “ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya, tetapi kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, itulah sebabnya dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidak lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menurut firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia yang telah mengutus Aku.” Injil harus disampaikan dengan pertempuran yang bersifat menyerang, di tengah-tengah pertentangan, bahaya, kerugian, dan penderitaan. Tetapi mereka yang melakukan pekerjaan ini hanya mengikuti langkah Guru mereka. Sebagai Penebus dunia, tampaknya Kristus senantiasa berhadapan dengan kegagalan. Ia, utusan kemurahan kepada dunia kita, tampaknya me-lakukan sedikit saja dari pekerjaan yang ingin dilakukan-Nya dalam mengangkat derajat dan menyelamatkan jiwa. Pengaruh Setan senantiasa bekerja untuk menentang jalan-Nya. Tetapi Ia tidak mau tawar hati. Melalui nubuatan Yesaya Ia berkata, “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna: namun, hakku terjamin pada Tuhan dan upahku pada Allahku.... Supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya—maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku.” Kepada Kristuslah janji itu diberikan, “Beginilah firman Tuhan, Penebus Israel, Allahnya yang Mahakudus, kepada dia yang dihinakan orang, kepada dia yang dijijikkan bangsa-bangsa.... Beginilah firman Tuhan... Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengata-kan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah’ . . Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka Ke dekat sumber-sumber air.” Yes. 49:4,5,7-10. Pada perkataan inilah Yesus bertumpu, dan tidak diberi-Nya kesempatan kepada Setan. Ketika langkah-langkah terakhir hampir diambil untuk merendahkan Kristus, ketika kesusahan yang paling hebat sedang memenuhi jiwa-Nya, Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.” “Penguasa dunia ini telah dihukum.” “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.” Yoh. 14:30; 16:11; 12:31. Dengan mata nubuatan, Kristus mengikuti peristiwa yang akan terjadi dalam pertarungan-Nya yang terakhir itu. Ia mengetahui bahwa bila Ia akan berseru, “Sudah selesai,” segenap surga akan bersukaria karena kemenangan. Telinga-Nya dapat mendengar musik yang jauh serta sorak-sorai kemenangan dalam istana surga. Ia mengetahui bahwa lonceng kematian kerajaan Setan akan dibunyikan pada saat itu, dan nama Kristus akan dimasyurkan dari dunia ke dunia di semesta alam. Kristus bersukaria agar Ia dapat berbuat lebih banyak bagi para pengikut-Nya daripada yang dapat mereka minta atau pikirkan. Ia berbicara dengan jaminan, dengan mengetahui bahwa suatu titah Yang Mahakuasa telah diberikan sebelum dunia dijadikan. Ia mengetahui bahwa kebenaran, yang dipersenjatai dengan kuasa Roh Kudus yang Mahabesar akan menang dalam pergumulan dengan kejahatan; dan bahwa panji yang berlumuran darah akan berkibar dengan penuh kemenangan atas para pengikut-Nya. Ia mengetahui bahwa kehidupan murid-murid-Nya yang percaya akan menjadi seperti kehidupan-Nya, suatu rentetan kemenangan yang terus-menerus, tidak kelihatan sedemikian di dunia ini, tetapi diakui dalam keadaan demikian dalam dunia yang akan datang. “Semuanya ini Kukatakan kepadamu,” kata-Nya, “supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Kristus tidak gagal, dan juga tidak tawar hati, dan nara pengikut Nya harus menunjukkan iman yang tahan lama seperti itu. Mereka harus hidup sebagaimana Ia hidup, dan bekerja sebagaimana Ia bekerja, sebab mereka bergantung pada-Nya sebagai Guru besar yang turut bekerja. Keberanian, tenaga, dan ketabahan harus mereka miliki. Meskipun hal-hal yang tampaknya tidak mungkin menghalangi jalan mereka, oleh rahmat-Nya mereka harus maju terus. Gantinya menyesali kesulitan, mereka diminta untuk mengatasinya. Mereka tidak boleh putus asa akan sesuatu, dan harus harap akan segala sesuatu. Dengan rantai emas kasihNya yang tiada taranya Kristus mengikat mereka pada takhta Allah. Adalah maksud-Nya bahwa pengaruh tertinggi di semesta alam, yang memancar dari sumber segala kuasa itu, akan menjadi milik mereka. Mereka harus mendapat kuasa untuk melawan kejahatan, kuasa yang tidak dapat dilawan baik oleh bumi, atau kematian, atau neraka sekalipun, kuasa yang akan menyanggupkan mereka untuk menang sebagaimana Kristus sudah menang. Kristus merencanakan agar tata tertib di surga, rencana pemerintahan di surga, keserasian dari surga, ditunjukkan dalam jemaat-Nya di bumi. Dengan demikian dalam umat-Nya Ia dimuliakan. Dengan perantaraan mereka Matahari Kebenaran akan bercahaya ke dunia dalam kemuliaan yang gemerlapan. Kristus telah memberikan kepada jemaat-Nya perlengkapan yang memadai, agar Ia menerima kemuliaan yang melimpah ruah dari milik-Nya yang telah ditebus dan dibeli-Nya. Ia telah me-ngaruniakan kepada umat-Nya kesanggupan dan berkat agar mereka dapat menunjukkan kecukupan-Nya sendiri. Jemaat, yang dianugerahi kebenaran Kristus, merupakan tempat penyimpanan-Nya, yang dalamnya kekayaan kemurahan-Nya, rahmat-Nya, dan kasih-Nya, harus kelihatan dalam pertunjukan terakhir yang sempurna itu. Kristus memandang pada umat-Nya dalam kesucian dan kesempurnaan mereka, sebagai pahala kerendahan-Nya, dan penambah kemuliaan-Nya,--Kristus, Pusat Agung, yang dari pada-Nya bersinar segala kemuliaan. Dengan perkataan yang kuat dan penuh harapan Juruselamat mengakhiri petunjuk-Nya. Kemudian dicurahkan-Nya beban jiwa-Nya dalam doa bagi murid-murid-Nya. Sambil menengadah ke langit, Ia berkata. “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu. yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”Kristus telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada-Nya untuk dilakukan. Ia telah memuliakan Allah di bumi. Ia telah menunjukkan nama Bapa. Ia telah mengumpulkan orang-orang yang harus melanjutkan pekerjaan-Nya di antara manusia. Dan Ia berkata, “Aku telah dimuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia; tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharakanlah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” “Dan bukan untuk mereka itu saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu,... Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” Demikianlah dalam bahasa seorang yang mempunyai kuasa Ilahi, Kristus menyerahkan umat pilihan-Nya kepada lengan Bapa. Sebagai imam besar yang penuh pengabdian Ia menjadi perantara bagi umat-Nya. Sebagai seorang gembala yang setia Ia menghimpunkan domba-dombaNya di bawah naungan Yang Mahakuasa, dalam perlindungan yang kuat dan pasti. Bagi-Nya sedang menunggu pertempuran yang terakhir dengan Setan, dan Ia maju ke depan untuk menghadapinya.
Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org
20 Januari 2024