Pelajaran 8 - Bapa Dan Anak Dalam Kaabah

Dari buku "Membuka Kedok" Bab 14.

Pelajaran 8

BAPA DAN ANAK DALAM KAABAH

 

1.      Dimanakah kita dapat melihat dan belajar lebih banyak lagi tentang jalan Allah?

Alkitab berkata bahwa jalan Allah ada dalam kaabah:

Mazmur 77:13 “Jalan-Mu, ya Allah, ada di dalam kaabah: Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?” (diterjemahkan dari Alkitab KJV).

Apakah yang dikatakan oleh pelajaran kaabah tentang ke-Allahan? Berapa banyakkah oknum-oknum yang dinyatakan kepada kita oleh kaabah dan pelayanan-pelayanan-nya?

 

2.      Berapa tahap pelayanan dalam kaabah dan apa artinya?

Sistim pelayanan dalam kaabah dilakukan dalam tiga tahap/bagian; Pelataran/Halaman Kaabah, Bilik Suci dan Bilik Maha Suci. Kita akan mempelajari masing-masing bagian secara terpisah.

I.   Bilik Maha Suci.

  1. Pelajaran apa yang dapat kita pelajari dari Bilik Maha Suci sehubungan dengan ke-Allahan?

Allah memberi instruksi-instruksi yang sangat terperinci. Begitu terperincinya peraturan Allah itu, hanya satu orang tertentu saja, selain diri-Nya yang diijinkan masuk ke bilik yang Maha Kudus.

1.      Yesus, Imam Besar kita: Hanya imam besar yang dapat memasuki Bilik Maha Suci (Ibrani 9:6, 7). Yesus adalah Imam Besar kita di surga (Ibrani 4:14; 5:10; 6:20).

2.      Allah Bapa di atas takhta: Kehadiran Allah di atas takhta pengampunan (Keluaran 25:21, 22; Mazmur 80:1). Allah Bapa adalah Seorang yang duduk di atas takhta kaabah di surga (Wahyu 4:2; 5:1-6).

3.      Yesus mempersembahkan doa-doa kita kepada Bapa: Hanya satu oknum yaitu imam besar yang diperbolehkan membawa dupa ke hadirat Allah pada hari pendamaian (Imamat 16:11-13). Dupa melambangkan doa-doa orang-orang benar yang bercampur dengan kebenaran Kristus (Mazmur 141:2, Wahyu 5:8; 8:3). Kristus-lah yang menerima doa-doa kita dan meneruskannya kepada Bapa-Nya setelah Dia campurkan dengan jasa kekudusan/kebenaran-Nya.

  1. Berapa banyak Oknum-Oknum Ilahi yang diajarkan pada kita melalui pelajaran Bilik Maha Suci? Dan siapakah mereka?

Jawaban yang sederhana tentang pelajaran Bilik Maha Suci dalam kaabah di bumi memperkenalkan kepada kita dua Oknum Ilahi saja, yaitu Bapa dan Anak, yang dilambangkan dengan imam besar dunia dan kehadiran Allah di atas takhta.

 

II. Bilik Suci:

a.      Pelajaran-pelajaran apa yang dapat kita pelajari dari Bilik Suci di bumi tentang ke-Allahan?

 

1.      Yesus adalah Imam Besar: Imam-imam atau imam besar yang melayani di bilik pertama adalah simbol atau lambang dari Kristus sebagai Imam Besar kita.

2.      Kehadiran Allah di dalam Bilik Suci: Alkitab juga mengatakan kepada kita bahwa di dalam kaabah bumi, Allah menyatakan kemuliaan-Nya dalam dua bagian.

Keluaran 33:9-11 “Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.” (lihat juga Keluaran 29:42-44; 30:36; 40:34, 35; 1Raja-raja 8:10, 11; 2 Tawarikh 5:13, 14; 7:1, 2.) 

Dalam Keluaran 33:9-11, kita melihat contoh dari kehadiran dua Oknum yang hidup – Musa, sang Perantara, dan Allah.  Tentu saja kita tahu bahwa Musa mewakili Yesus, sebagai satu-satunya Perantara antara Allah dan manusia (1 Timotius 2:5).  Dengan demikian, contoh ini menunjuk ke masa datang akan kehadiran kedua-duanya – Yesus, Perantara kita dan Imam Besar, dan Allah Bapa di bilik pertama kaabah surgawi.

3.      Meja Roti Sajian: Di atas Meja Roti Sajian terdapat dua susunan roti, masing-masing berjumlah enam di setiap susunannya (Imamat 24:5,6). Dua susunan ini mewakili Bapa dan Anak; berikut ini adalah sebab-sebabnya:

·        Dua Mahkota: Di atas Meja Roti Sajian terdapat dua/sepasang mahkota (Keluaran 25:23-25). Mengapa dua?

·        Yesus adalah Roti: Roti melambangkan Yesus (Yohanes 6:51). Tapi Yesus berkata “Aku dan Bapa-Ku adalah satu” (Yohanes 10:30). Dengan demikian, roti melambangkan Bapa juga. Itulah sebabnya mengapa Allah menginstruksikan imam untuk menempatkan roti dalam dua susunan (bukan 1 atau 3), mewakili Bapa dan Anak di atas meja itu, dimana juga terdapat dua mahkota (bukan 1 atau 3).

·        Yesus bersama-sama mendiami takhta Bapa: Wahyu 3:21 berkata pada kita bahwa Yesus bersama dengan Bapa mendiami takhta Bapa-Nya; dengan demikian, ada dua Oknum Ilahi di atas takhta itu.

·        Meja Sajian Roti dengan dua susunan roti di atasnya adalah lambang yang tepat mewakili kehadiran Bapa dan Anak di dalam bilik pertama di Kaabah surgawi dimana Yesus menjalankan tugasnya dalam Bilik Suci.

  1. Berapa banyak Oknum-Oknum Ilahi dalam Bilik Suci yang dinyatakan kepada kita? Siapakah Mereka?

Pelajaran tentang Bilik Suci di bumi membuktikan kehadiran dari dua Oknum yaitu Yesus, seorang Perantara/Imam, dan Allah Bapa. Kembali kita melihat bahwa hanya ada dua Oknum yang hidup, bukan tiga.

c.  Bagaimana dengan Roh Kudus? Apakah Dia ada dalam Bilik Suci?

Dalam Bilik Suci terdapat beberapa benda mati dan bukan makhluk hidup yang melambangkan Roh Kudus, seperti minyak yang digunakan untuk menyalakan lampu.  Poin-nya adalah, tidak pernah kita melihat bahwa ada makhluk hidup lain sebagai pribadi ketiga yang mewakili Roh Kudus.  Memang benar bahwa Roh itu ada, tetapi tidak dalam wujud sama dengan Bapa dan Anak, tapi hanya sebagai minyak yang digunakan dalam Bilik Suci untuk memancarkan terang, yang melambangkan Yesus (Yohanes 8:12, 9:5).

 

III. Pelataran/Halaman Kaabah:

a.      Pelajaran-pelajaran apa yang dapat kita bisa pelajari dari Pelataran Kaabah sehubungan dengan ke-Allahan?

Pelayanan di Pelataran mencakup tiga Oknum yang hidup:

1.      Yesus adalah korban: Korban, baik itu anak domba atau lembu jantan, dll. (Imamat 4:3), mewakili Yesus, Anak Allah (Yohanes 1:26,39).

2.      Kita orang berdosa: Orang berdosa, yang menyembelih korban dengan tangannya sendiri (Imamat 4:4) mewakili orang berdosa yang mengaku dosa-dosanya dan mempersembahkan korban-korban kerohaniannya  (1 Petrus 2:5).

3.      Yesus adalah Imam yang diurapi: Imam yang diurapi membawa darah ke dalam kaabah (Imamat 4:5). Ini juga melambangkan Yesus, Imam Besar kita. (Ibrani 4:14; 5:10; 6:20).

b.      Berapa banyak Oknum-Oknum Ilahi yang dinyatakan dalam pelayanan di pelataran Kaabah?

Seperti yang kita lihat, hanya ada satu Oknum Allah yang hidup.

c.      Siapakah yang diwakili oleh imam-imam yang lain?

Tentu saja, lebih dari satu imam melakukan pelayanan di pelataran dan juga di Bilik Suci. Imam-imam ini mewakili salah satu dari dua kemungkinan:

1.      Melambangkan Kristus.

2.      Umat-umat kudus (Alkitab menyebut pengikut-pengikut Yesus sebagai “imamat yang rajani” (1Petrus 2:9). Mereka mewakili umat yang bekerja sama dengan Allah.)

Apa saja pilihan yang anda percayai, poin-nya di sini tetap sama, yaitu tidak ada makhluk hidup yang mewakili Roh Kudus.

d.      Bagaimana tentang Roh Kudus, apakah Dia terwakili dalam pelataran?

Kita lihat kembali bahwa Roh Kudus terwakili di dalam pelataran, tapi lambang-lambangnya tidak berhubungan dengan seorang oknum tertentu, dan lambang-lambang tersebut adalah benda mati berbeda dengan perwakilan-perwakilan untuk Yesus. Misalnya:

1.      Api di altar persembahan korban bakaran – (Kisah 2:3), kita melihat Roh dicurahkan dalam bentuk seperti lidah-lidah api.

2.      Air dalam bejana – Dalam Perjanjian Baru, air digunakan sebagai lambang dari Roh (lihat Yohanes 4:14; 7:38, 39; Wahyu 22:1). Tapi poin-nya tetap sama, yaitu kita tidak pernah melihat dimanapun juga bahwa Roh diwakili oleh seorang makhluk hidup seperti Bapa dan Anak.

e.      Apa salah satu peran dari imam besar di pelataran sehubungan dengan pekerjaan Yesus di bumi?

Penting dicatat bahwa satu dari peran atau tugas dari imam besar adalah mengajar para umat (Yehezkiel 44:23), yang tentu saja dilakukan di luar Kaabah karena tidak seorangpun selain imam yang dapat masuk ke dalam. Dengan kata lain, imam tidak hanya melayani di dalam kaabah, yaitu di hadapan Allah saja, ia juga mengajar umat-umat di luar Kaabah.

 

Ini adalah pelajaran terakhir