Bab 2: Apakah Kristus Adalah Allah?/E.J. Waggoner
/Bab 2
Apakah Kristus Adalah Allah?
Oleh E.J. Waggoner
Di banyak tempat dalam Alkitab, Kristus disebut Allah. Pemazmur berkata, “Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar. Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya: "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan! Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim. Sela.” Mazmur 50:1-6.
Pasal ini menyebutkan tentang Kristus yang diketahui 1) Dari kenyataan yang sudah dipelajari, bahwa semua penghakiman telah dipercayakan kepada Anak, dan 2) Dari kenyataan bahwa pada kedatangan Kristus kedua kali, Dia mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk mengumpulkan umat-umat pilihan-Nya dari keempat penjuru angin. Matius 24:31: “Allah kita akan datang, dan tidak akan tetap diam.” Tidak. Sebab ketika Tuhan Sendiri turun dari surga, akan terjadi “dengan suatu seruan, dengan suara penghulu malaikat, dan dengan sangkakala Allah.” 1 Tesalonika 4:16. Seruan ini akan berasal dari Anak Allah, yang akan didengar oleh semua yang berada dalam kuburan mereka dan akan menyebabkan mereka untuk bangkit. Yohanes 5:28,29. Dengan orang-orang benar yang hidup mereka akan diangkat untuk bertemu Tuhan di udara, dan bahkan akan bersama dengan-Nya, dan inilah yang disebut “dikumpulkan bersama untuk Dia.” 2 Tesalonika 2:1. Bandingkan Mazmur 50:5; Matius 24:31, dan 1 Tesalonika 4:16.
“Api menghanguskan dari hadapan-Nya akan menggelora di sekitar-Nya” sebab ketika Tuhan yesus akan dinyatakan dari surga dengan malaikat-malaikat-Nya yang hebat, akan terjadi “dalam api yang menyala-nyala yang akan membalaskan mereka yang tidak mengenal Allah, dan tidak menuruti Injil Tuhan kita Yesus Kristus.” 2 Tesalonika 1:8. Jadi kita mengetahui bahwa Mazmur 50:1-6 adalah penjelasan yang sangat terang dari kedatangan Kristus yang kedua kali untuk keselamatan umat-Nya. Ketika Dia datang, akan datang seperti “Allah yang perkasa.” Bandingkan Habakuk 3.
Ini adalah suatu gelar-Nya yang sah. Lama sebelum kedatangan Kristus yang pertama, nabi Yesaya mengatakan kata-kata penghiburan ini kepada Israel, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Yesaya 9: (5)6.
Ini tidaklah sekedar kata-kata Yesaya; ini adalah kata-kata Roh Allah. Allah, dalam pernyataan langsung kepada Anak, telah menyebut Dia dengan gelar yang sama. Dalam Mazmur 45:6(7) terbaca kata-kata ini, “Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.” Pembaca yang tidak teliti mungkin hanya mengartikan ini sebagai sekedar anggapan Pemazmur untuk memuji Allah, tapi bila kita membaca Perjanjian Baru, kita mendapati bahwa artinya adalah lebih dalam lagi. Kita mendapati bahwa Allah Bapa adalah pembicaranya dan bahwa Dia sedang menyatakan tentang Anak, menyebut-Nya Allah. Lihat Ibrani 1:1-8.
Nama ini tidak diberikan kepada Kristus sebagai hasil dari prestasi besar, tapi adalah hak warisan-Nya. Berbicara tentang kuasa kebesaran Kristus, penulis buku Ibrani berkata bahwa Dia ditempatkan jauh lebih tinggi dari malaikat-malaikat, sebab “Dia telah, melalui warisan mendapat nama yang lebih tinggi dari mereka.” Ibrani 1:4 (KJV). Seorang Anak selalu berhak mengambil nama bapa; dan Kristus, sebagai “Anak tunggal yang lahir dari Allah,” berhak memiliki nama yang sama. Seorang anak juga, dalam tingkat lebih besar atau lebih kecil, adalah hasil reproduksi dari Bapa-Nya; seharusnya dia, dalam batas tertentu memiliki kemiripan sifat dan karakter pribadi dari bapanya; tidak secara sempurna, sebab tidak ada hasil reproduksi yang sempurna di antara umat manusia. Tapi tidak ada ketidaksempurnaan di dalam Allah, atau di dalam semua pekerjaan-Nya, dan sebab Kristus adalah “gambar wujud’ dari Pribadi Bapa. Ibrani 1:3. Sebagai Anak dari Allah yang dengan sendirinya ada, Dia (Kristus) dalam hakikat, memiliki semua atribut/sifat-sifat ke-Allahan.
Benar bahwa ada banyak anak-anak Allah, tapi Kristus adalah “satu-satunya Anak Allah yang dilahirkan,” dan oleh sebab itu Anak Allah dalam arti tertentu dimana tidak ada makhluk lain sebelumnya dan kemudian, dan untuk selamanya. Malaikat-malaikat adalah anak-anak Allah, juga seperti Adam (Ayub 38:7; Lukas 3:38) melalui penciptaan; umat-umat Kristen adalah anak-anak Allah melalui adopsi (Roma 8:14,15), tapi Kristus adalah Anak Allah melalui kelahiran. Penulis buku Ibrani menunjukkan lebih jauh lagi akan posisi dari Anak Allah, bukan sebagai pribadi Kristus yang ditetapkan, tapi sebagai pribadi yang Dia miliki oleh sebab hak-Nya. Dia berkata bahwa Musa setia dalam segenap rumah Allah, sebagai pelayan, “tapi Kristus sebagai seorang Anak dari rumah-Nya Sendiri.” Ibrani 3:6.
Dan dia juga mengatakan bahwa Kristus adalah Ahli bangunan/Pembangun dari rumah itu. Ayat 3. Adalah Dia yang membangun bait dari Tuhan dan mendapatkan keagungan.” Zakharia 6:12,13.
Kristus Sendiri begitu tegas mengajarkan bahwa Dia adalah Allah. Ketika seorang muda datang dan bertanya, “Guru yang baik, apakah yang dapat saya lakukan agar saya dapat mewarisi hidup kekal?” Yesus, sebelum menjawab pertanyaan yang langsung itu, berkata, “Mengapa engkau memanggil Aku baik? Tidak ada seorangpun yang baik tapi Satu, yaitu Allah.” Markus 10:17,18 (KJV). Apa yang Yesus maksudkan dengan kata-kata ini? Apakah Dia bermaksud untuk menyangkal gelar yang disandang-Nya? Apakah Dia bermaksud mengisyaratkan bahwa Dia sebenarnya tidak sepenuhnya baik? Apakah itu sekedar suatu penurunan nilai Diri-Nya Sendiri? Sama sekali tidak, sebab Kristus adalah sepenuhnya baik. Kepada bangsa Yahudi, yang terus menerus mengawasi-Nya demi mendapatkan suatu kesalahan agar mereka dapat melontarkan tuduhan pada-Nya, dengan tegas Dia berkata, “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Yohanes 8:46. Dari semua bangsa Yahudi, tidak ada seorangpun yang melihat-Nya berbuat sesuatu atau mendengar-Nya mengatakan suatu perkataan yang bahkan ada kemiripan dengan kejahatan, dan mereka yang bertekad untuk menghujat, hanya dapat melakukannya dengan menyogok saksi-saksi palsu terhadap Dia. Petrus berkata bahwa “Dia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.” 1 Petrus 2:22. Paulus berkata bahwa “Dia yang tidak mengenal dosa.” 2 Korintus 5:21. Pemazmur berkata, “TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.” Mazmur 92:15(16). Dan Yohanes berkata, “Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.” 1 Yohanes 3:5.
Kristus tidak dapat menyangkal Diri-Nya Sendiri, oleh sebab itu Dia tidak dapat berkata bahwa Dia tidaklah baik. Dia sekarang dan sebelumnya adalah sepenuhnya baik, kebaikan-Nya adalah sempurna. Dan sebab tidak ada seorangpun yang baik tetapi Allah, dan Kristus adalah baik, maka Kristus adalah Allah dan bahwa inilah yang Dia maksudkan saat mengajar orang muda tersebut.
Hal inilah yang Dia ajarkan kepada para murid. Ketika Filipus berkata pada Yesus, “Tunjukkan Bapa, dan itu sudah cukup bagi kami,” Yesus menjawabnya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” Yohanes 14:8,9. Ini sama tegasnya ketika Dia berkata, “Aku dan Bapa-Ku adalah satu.” Yohanes 10:30. Jadi sesungguhnya Kristus adalah Allah, bahkan ketika berada di sini di antara manusia, ketika ditantang untuk menunjukkan Bapa, Dia dapat berkata, Lihatlah Aku. Hal ini membawa pikiran kita kepada kalimat ketika Bapa membawa Anak lahir yang sulung ke dalam dunia, Dia berkata, “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Ibrani 1:6. Tidaklah hanya ketika Kristus membagi kemuliaan Bapa sebelum dunia ada bahwa Dia berhak mendapatkan kehormatan itu, tapi ketika Dia datang sebagai bayi di Betlehem, semua malaikat Allah telah diperintahkan untuk menyembah Dia.
Orang-orang Yahudi tidak salah mengerti akan ajaran Kristrus mengenai Diri-Nya. Ketika Dia menyatakan bahwa Dia adalah satu dengan Bapa, orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melontarkan Dia, dan ketika Dia bertanya pada mereka untuk pekerjaan baik-Nya yang manakah hingga mereka mencoba untuk melontarkan batu pada-Nya, mereka menjawab, “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Yohanes 10:33. Jika Dia hanyalah sekedar apa yang mereka anggap, sekedar manusia, perkatan-perkataan-Nya tentu saja adalah hujat, tapi Dia adalah Allah.
Tujuan Kristus untuk datang ke dunia adalah untuk menunjukkan Allah kepada manusia supaya mereka dapat datang pada-Nya. Oleh sebab itu rasul Paulus berkata bahwa “Allah ada dalam Kristus, mendamaikan dunia dengan diri-Nya.” (2 Korintus 5:10 KJV), dan dalam Yohanes kita membaca bahwa Firman, adalah Allah, “menjadi manusia.” Yohanes 1:1,14. Dalam hubugan yang sama, disebutkan bahwa “Tidak seorangpun pernah melihat Allah kapan saja; kecuali Anak Lahir yang Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” (atau membuat Dia diketahui) Yohanes 1:18 (KJV).
Perhatikan pernyataan, “Anak lahir yang Tunggal, yang ada dalam pangkuan Bapa.” Di sanalah tempat dimana Dia tinggal, dan di sana Dia adalah bagian dari Ke-Allahan, dimana pernyataan ini sama pasti ketika (Dia) berada dalam dunia dan ketika (Dia) berada dalam surga. Penggunaan dari tata bahasa dalam bentuk waktu sekarang menunjukkan kelanjutan keberadaan (Dia). Hal ini mewakili ide yang sama yang tersirat dalam kalimat Yesus kepada orang-orang Yahudi (Yohanes 8:58 KJV), “Sebelum Abraham ada, Aku telah ada.” Hal ini juga menujukkan identitas-Nya sebagai Seorang yang menampakkan diri kepada Musa dalam semak yang bernyala-nyala itu, yang menyatakan nama-Nya sebagai “AKU ADALAH AKU.”
Dan akhirnya, kita memiliki Firman yang diinspirasikan kepada rasul Paulus tentang Yesus Kristus, yaitu “Hal itu menyenangkan Bapa bahwa dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan.” Kolose 1:19 (KJV). Kepenuhan bagaimana yang diam dalam Kristus ini, akan kita pelajari dalam bab berikut, dimana kita diberitahu bahwa “Dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.” Kolose 2:9. Ini adalah kepenuhan yang paling mutlak dan kesaksian paling tegas kepada fakta bahwa melalui hakikat, Kristus memiliki semua atribut/sifat ke-Allahan. Fakta ke-Allahan Kristus ini juga akan nampak lebih nyata saat kita melanjutkan pertimbangan mengenai hal ini:
Diterjemahkan oleh Yolanda Kalalo-Lawton
www.agapekasih.org