Sabat Lunar: Kesaksian Pribadi
Oleh: Pdt. N. Mansour www.revelation1412.org
Terjemahan bebas oleh: Yolanda Kalalo-Lawton www.agapekasih.org
Saudara terkasih,
Anugerah dan damai sejahtera Allah Bapa, dan Yesus Kristus. Tujuan saya dalam tulisan ini adalah memberikan kesaksian pribadi yang pendek tentang isu yang tertulis di atas.
Pertama kali saya diperkenalkan pada ide ini, saya pikir ide ini adalah baru sekaligus menarik. Kelihatannya masuk akal, argumentasinya juga seperti ditunjang dengan baik. Namun ide ini juga menimbulkan tanda tanya besar dalam diri saya tentang seluruh pergerakan Advent dan landasan kebenarannya. Oleh sebab saya tidak mau membuat keputusan yang tidak berlandasan, saya memutuskan untuk mempelajari topik ini sebaik-baiknya dan membandingkan dengan tulisan-tulisan inspirasi. Setelah selesai menyelidiki, saya menyimpulkan bahwa pengetahuan yang saya dapati tambah menguatkan iman saya pada fondasi pergerakan Advent, dan ide Sabat Lunar adalah doktrin palsu.
Sebab banyak yang mulai mempercayai ide ini, saya ingin membagikan apa yang saya pelajari, yang menuntun diri saya pada kesimpulan ini. Saya harap pengalaman ini dapat menjadi panduan bagi mereka yang sedang belajar, dan saya harap tulisan ini datang pada waktu yang tepat, sebelum terlambat. Masing-masing kita ditugaskan untuk membunyikan terompet peringatan ketika kita melihat bahaya mendekat.
“Kalau ada seorang yang memang mendengar suara sangkakala itu, tetapi ia tidak mau diperingatkan, sehingga sesudah pedang itu datang ia dihabiskan, darahnya tertimpa kepadanya sendiri. Ia mendengar suara sangkakala, tetapi ia tidak mau diperingatkan, darahnya tertimpa kepadanya sendiri. Kalau ia mau diperingatkan, ia menyelamatkan nyawanya.” Yehezkiel 33:4,5.
Saya akan membagikan bukti-bukti yang telah meyakinkan saya bahwa Sabat Lunar adalah ajaran palsu yang berbahaya. Saya tidak bermaksud untuk berdebat tapi saya hanya ingin menyampaikan hasil penyelidikan saya dan membiarkan saudara untuk mengambil keputusan saudara sendiri.
Argumen dasar yang sering digunakan adalah; Sabat Hari Ketujuh didasarkan oleh kalender. Hal ini bertentangan dengan hukum keempat yang mendasarkan hari Sabat pada pergantian hari dan bukan berdasarkan kalender kuno manapun. Fakta bahwa hari Sabat Alkitab disebut sebagai Hari Ketujuh, berarti bahwa hari Sabat didasarkan oleh pergantian hari-hari. Allah telah menentukan 6 hari di antara tiap-tiap Sabat. Segera setelah kita menentukan hari Sabat sesuai dengan kalender (apakah itu kalendar lunar/bulan, matahari atau bintang), tentu saja kita mengacaukan peraturan Allah dan menciptakan jumlah hari yang baru antara satu Sabat dengan Sabat berikutnya (tidak lagi hanya terdiri dari 6 hari dalam satu Sabat). Ini jelas selalu terjadi setiap akhir bulan ketika akan menganjak kepada bulan berikutnya.
Argumen berikunya adalah, Sabat Hari Ketujuh merupakan bagian dari hari-hari raya Tuhan (Imamat 23:2,3) oleh sebab itu hari Sabat ditentukan oleh perputaran bulan sama dengan hari-hari raya tersebut. Tapi yang benar adalah, hari Sabat Ketujuh adalah suatu lembaga terpisah dan tidak diatur oleh perputaran bulan seperti hari-hari raya (bangsa Yahudi). (Lihat Bab 7 dari buku “History of the Sabbath” oleh J.N Andrews):
Argumen selanjutnya adalah, Sabat pertama (dalam minggu penciptaan) didasarkan pada bulan. Hal ini adalah spekulasi semata-mata. Sabat yang pertama didasarkan pada bukti bahwa hari Sabat disebut hari Ketujuh dan tidak dimulai pada hari keempat, saat bulan diciptakan!
Argumen lain adalah, mereka berkata bahwa perputaran minggu tidak sama sepanjang sejarah. Tetapi bukti-bukti tulisan berikut menunjukkan bahwa sejarah dan Roh Nubuat sangat berlawanan. Roh Nubuat menunjukkan bahwa perputaran minggu tidak pernah berubah sepanjang sejarah, sejak zaman dulu sampai sekarang (dan akan tetap berlangsung sampai akhir zaman).
“Allah yang Maha Besar, dalam hari-hari penciptaan dan hari perhentian-Nya, mengukur putaran (minggu) pertama sebagai suatu contoh untuk minggu-minggu berikutnya sampai akhir zaman. “Inilah generasi-generasi surga dan bumi ketika mereka diciptakan.” Allah memberikan kita hasil kerja-Nya di akhir tiap-tiap hari literal (harafiah). Setiap hari dicatat-Nya sebagai satu generasi, sebab setiap hari Dia menciptakan atau menghasilkan hal-hal baru dalam pekerjaan-Nya. Pada hari ketujuh pada minggu pertama Allah berhenti dari pekerjaan-Nya, dan kemudian memberkati hari perhentian-Nya itu, dan mengasingkannya untuk manusia. Perputaran minggu yaitu tujuh hari harafiah, enam untuk bekerja dan ketujuh untuk berhenti, telah dijaga utuh dan diturunkan melalui sejarah Alkitab, yang berasal dari fakta-fakta hebat dari tujuh hari pertama.” (Ny. White, 1SP 85.1).
Tanyakan pada diri saudara sendiri: apakah arti “minggu-minggu berikutnya?” Apakah arti “sampai akhir zaman?” Kalimat di atas begitu jelas, tetapi ide Sabat Lunar telah memutarbalikkannya menjadi suatu kalimat yang berarti sebaliknya. Ini saja sudah cukup sebagai bukti. Tapi Allah selanjutnya menuntun saya untuk mendapatkan bukti-bukti sejarah lain, yang makin menyokong kesimpulan saya. Saya menganjurkan agar anda mempelajari buku History of the Sabbath oleh para perintis Advent, J.N. Andrews dan The Change of the Sabbath oleh G.I. Butler.
“Minggu, ukuran zaman purba yang lain, bukan suatu ukuran waktu alami, seperti anjuran para ahli perbintangan dan ahli kronologi (sejarah), yang ditentukan oleh fase dan bagian-bagian dari bulan. Hal ini berasal mula dari ketetapan Ilahi saat penciptaan – enam hari bekerja dan satu hari perhentian yang ditetapkan dengan bijaksana untuk kesejahteraan badani dan rohani manusia.” Bliss’ Sacred Chronology, hal. 6; Hale’s Chronology, vol. 1, hal. 19. “Tujuh adalah nomor kuno dan terkenal di antara bangsa-bangsa dunia. Mereka telah menggunakan minggu-minggu sebagai pengukur waktu sejak zaman mula-mula. Berasal dari Sabat Allah, sesuai dengan ajaran Musa dalam tulisan-tulisan-nya.” – Brief Dissertation on the first three Chapters of Genesis, oleh Dr. Coleman, Hal. 26.” (Dikutip dari History of the Sabbath, Hal. 31, oleh J.N. Andrews).
“Fakta sejarah yang telah dibuktikan (menyatakan) bahwa perputaran minggu telah ditaati, dan hari ketujuh telah dipelihara sebagai (hari) kudus, oleh hampir semua bangsa-bangsa kuno di bumi selain bangsa Yahudi. Ada bukti-bukti pasti menunjukkan bahwa bangsa Asiria, Babilon, Persia, Arab, Gerika dan Roma, bahkan bangsa Cina, mengetahui tentang Sabat, dan pada zaman permulaan menganggapnya sebagai hari yang kudus. Kita mungkin dapat melihat poin ini lebih jelas lagi kemudian, tapi bukti-bukti singkat tentang hal ini akan disampaikan di sini. John G. Butler, seorang pengarang Free-Will Baptis dalam bukunya Natural and Revealed Theology, hal. 396, berkata: “Kami dapati juga, dari kesaksian Philo, Hesiod, Josephus, Porphyry, dan yang lain, bahwa pembagian waktu dalam minggu-minggu dan pemeliharaan hari ketujuh adalah suatu hal yang lazim di antara bangsa-bangsa kuno. Mereka tidak mengadopsi kebiasaan yang sama ini dari bangsa Yahudi. Jadi, darimana kemungkinannya kebiasaan ini berasal kalau tidak melalui tradisi, dari lembaga pertama di taman Eden?” (The Change of the Sabbath, hal. 20-21, oleh G.I. Butler).
“Gilfillan, dalam buku besar-nya tentang “Sabat,” yang diterbitkan oleh the American Tract Society, berkata:
Minggu dari Zaman Purba
“Cukup memadai, namun, dalam hal dimana ada persetujuan yang sama dalam penyampaian kata-kata oleh keempat penulis terkemuka: “Pengaturan periode 7 hari,” kata Scaliger, “telah diterapkan oleh bangsa Asia paling terpencil zaman purba.” “Kami memiliki alasan untuk percaya,” kata Presiden DeGoguet, “bahwa pelembagaan dari periode pendek tujuh hari, yang disebut satu minggu, adalah langkah pertama yang diambil oleh umat manusia dalam pembagian dan pengukuran waktu mereka. Kami dapati, sejak dahulu kala, penggunaan periode ini ada di antara semua bangsa, tanpa bentuk variasi berbeda. Bangsa Israel, Asiria, Mesir, India, Arab, dan dalam satu kata, semua bangsa di bagian timur, sepanjang zaman telah menggunakan satu minggu, terdiri dari tujuh hari. Kami dapati kebiasaan yang sama dilakukann di antara bangsa Roma kuno, Perancis, Britania, Jerman dan bangsa-bangsa di Utara, dan Amerika.” Menurut Laplace, “minggu adalah mungkin suatu monumen pengetahuan manusia yang paling kuno dan tak terbantahkan.” Tampaknya bahwa bangsa Cina, yang tidak memiliki Sabat, pada suatu waktu memelihara hari ketujuh dari satu minggu.” Hal. 364, 365.” (Dikutip dari In Defense of the Faith, hal. 95, oleh William Henry Branson).
Poin yang lain yang digunakan untuk menunjang ajaran Sabat Lunar adalah, penggunaan Roh Nubuat. Hal ini sudah jelas adalah satu kesalahan besar. Satu-satunya Sabat yang diajarkan oleh Roh Nubuat adalah Sabat yang sudah dipelihara oleh semua umat Advent lebih dari 100 tahun terakhir ini!
“Ketika mereka yang punya perhatian mendapati bahwa restoran-restoran kita ditutup pada hari Sabat, mereka akan bertanya tentang prinsip-prinsip yang menuntun kita untuk menutup pintu-pintu tersebut pada hari Sabtu. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, kita akan memiliki kesempatan untuk memperkenalkan mereka pada alasan-alasan iman kita. Kita dapat memberikan mereka foto kopi dari majalah-majalah dan traktat-traktat, agar mereka dapat mengerti perbedaan antara “mereka yang melayani Allah dan mereka yang tidak melayani-Nya.” (Ny. White, CH 491.2).
Menurut Roh Nubuat, hari Sabat = hari Sabtu.
“Saudara yang lain berkata bahwa baru beberapa bulan dia dicerahkan tentang kebenaran sebab membaca majalah Review. Dia menerima majalah The Signs of the Times juga; dan menjadi yakin dengan membaca tulisan-tulisan bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat Tuhan. Dia merasa bahwa dia pasti memiliki sesuatu yang lebih dari hanya sekedar terang tentang sabat. Dia ingin mengetahui sendiri hal-hal yang lain yang belum pernah diberitahukan pada-nya. Dia melayangkan doa untuk pertama kalinya di perkemahan yang jaraknya empat puluh mil dari rumahnya. Dia mencari Tuhan saat itu juga, dan datang ke pertemuan ini untuk mendapatkan terang lebih lanjut agar dapat diturutinya. Saudara ini menerima pemberkatan dalam baptisan, dan mengidentifikasikan dirinya secara penuh dengan umat-umat ini.” (Ny. White, RH, 11 Mei, 1876, par. 19).
Poin ini sangat penting untuk dicatat. Seluruh gereja pada waktu itu (termasuk nabiah sendiri) mengajarkan bahwa hari Sabat adalah hari Sabtu. Perlu diingat bahwa kesimpulan mereka didapati oleh sebab kesungguhan mereka mempelajari Alkitab secara mendalam di hari-hari pertama pergerakan Advent dimulai. Penyelidikan mereka akan Alkitab, telah meletakkan fondasi semua doktrin kita, terutama doktrin hari Sabat. Ny. White berkata bahwa fondasi Advent didirikan oleh Pekerja Ahli dan tidak dapat dirubah. Walau terang baru akan datang kemudian, kebenaran baru itu tidak akan pernah menyimpang dari fondasi kebenaran yang telah mereka letakkan. Hanya ada dua pilihan bagi penganut teori Sabat Lunar: lupakan Roh Nubuat atau kembali kepada hari Sabat yang benar. Sebab kedua teori Sabat ini berlawanan satu dengan yang lain.
“Subyek tentang Sabat, keadaan alami manusia, dan kesaksian Yesus adalah kebenaran besar dan penting untuk dimengerti; hal-hal ini akan terbukti sebagai jangkar untuk menahan umat-umat Allah di waktu yang penuh bahaya ini.” (Ny. White, Testimonies Vol 1, hal. 300.1) (Catatan: tulisan ini ditulis pada tahun 1862 ketika seluruh gereja memelihara hari Sabat yang benar yaitu Sabat hukum keempat. Kebenaran ini adalah jangkar kita di zaman sekarang).
Perlu diingat juga bahwa segera setelah kabar tahun 1888 diberikan, kita diberitahu bahwa Kristus seharusnya sudah siap datang jika saja pekabaran 1888 telah diterima. Seluruh gereja saat itu menyucikan dan mengajarkan hari ketujuh sebagai Sabat pada hari Sabtu. Apakah mereka salah mempraktekkannya? Tentu saja tidak, sebab Kristus sudah bersedia untuk datang di zaman mereka.
Bukti-bukti ringkas ini mendemonstrasikan kesalahan dari teori Sabat Lunar. Ide ini bukan bagian dari fondasi kebenaran yang diberikan oleh Yesus Kristus. Betapa bahayanya mengajarkan umat-umat untuk melupakan hari Sabat Alkitab dan menyucikan hari Sabat lunar palsu. Saya menghimbau saudara sekalian, waspadalah jangan sampai Setan merampok mahkotamu. Marilah kita berpegang teguh pada apa yang telah kita terima dan dengar. Ini merupakan peringatan yang serius tentang isu ini. Nubuatan berikut sangat menakutkan, dan merupakan peringatan bagi kita semua:
“Dan ditunjukkan kepada saya, sekelompok yang melolong kesakitan. Pada jubah-jubah mereka tertulis dalam huruf-huruf besar, “Kamu telah ditimbang dalam timbangan, dan didapati ringan.” Saya menanyakan siapakah kelompok itu. Malaikat berkata, “Ini adalah mereka yang dahulu menyucikan Sabat dan meninggalkannya.” Saya mendengar mereka menangis dengan suara nyaring, “Kami telah mempercayai kedatangan-Mu, dan mengajarkannya dengan semangat.” Dan sementara mereka berkata-kata, mata-mata mereka jatuh pada jubah-jubah mereka dan melihat tulisan tersebut, dan kemudian mereka meratap dengan nyaring. Saya melihat bahwa mereka telah minum dari air yang dalam, dan mengotori sisanya dengan kaki --Sabat diinjak di bawah kaki-- itulah sebabnya mereka ditimbang dalam timbangan dan didapati ringan.” (Ny. White, EW hal. 36.2).
Ketika saya membaca kutipan di atas, saya berkata “Terima kasih Tuhan! Jagalah agar saya setia, saya tidak ingin berada dalam kelompok itu.” Apakah saudara akan tergabung dalam kelompok itu? Saya harap tidak. Menurut saudara, bagaimana Setan dapat meyakinkan saudara untuk melupakan Sabat yang Allah telah pulihkan kembali kepada kita sebagai umat-Nya? Saya mohon agar saudara tidak jatuh pada ide yang akan menuntun saudara mengabaikan Sabat yang benar!
“Sampai tiupan penentuan yang besar dibunyikan, usaha-usaha kita melawan para pemelihara hukum haruslah (dengan) tidak mengenal lelah.” Kata Setan (dikutip oleh Ny. White, 4SP hal. 340.1).
“Tapi sebelum melangkah pada tindakan-tindakan ekstrim, kita harus menggunakan semua kebijakan dan kelicikan kita untuk menipu dan menjaring mereka yang menyucikan Sabat yang benar.” Kata Setan (dikutip oleh Ny. White – 4 SP hal. 339.1).
Tuhan memberkati dan selamat hari Sabat (anda tahu Sabat mana yang saya maksud😊).
Nader Mansour, November 2009.