Apakah Matius 28:19 Mengajarkan Trinitas?
/Apakah Matius 28:19 Mengajarkan Trinitas?
Oleh: Yolanda Kalalo-Lawton www.agapekasih.org
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Matius 28:19.
Ini adalah ayat yang paling sering dikutip oleh para penganut Trinitas; yaitu mereka yang percaya pada tiga oknum dalam satu allah. Bagaimana tiga oknum itu bisa disebut satu allah, adalah sesuatu yang misterius yang tidak dapat dimengerti oleh akal manusia dan hanya dapat diterima melalui iman. Begitulah ajaran mereka. Apakah benar demikian?
Saya mengajak anda untuk bersama-sama menyelidiki Alkitab tentang ayat ini. Hal terpenting selain membuka pikiran kita bagi kehadiran Roh Kudus adalah; kita harus menggunakan kunci Ilahi yakni, menggunakan Alkitab dalam menerangkan Alkitab itu sendiri.
Perhatikan bahwa Matius 28:19 di atas hanya mengatakan bahwa kita diinstruksikan untuk membaptis dalam satu nama saja. Ini jelas tertulis dengan penggunaan bentuk kata tunggal ‘nama’ dan bukan kata majemuk ‘nama-nama.’ Bacalah situasi yang sama, sebagai ayat paralel yang sama, yang dicatat oleh Markus dan Lukas:
“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka.” Markus 16:15-17.
“Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.” Lukas 24:46-47
Dari perbandingan ayat-ayat di atas, kita lihat bahwa Markus dan Lukas juga menulis instruksi terakhir Yesus itu, dengan keterangan yang lebih spesifik. Mereka menggunakan kata benda tunggal diikuti kata ganti orang tunggal ‘nama-Ku’ atau ‘nama-Nya’ (nama Yesus saja).
Sekarang, marilah kita selidiki pengertian murid-murid Yesus; Petrus dan Filipus tentang instruksi itu yang mereka dengarkan langsung dari mulut Yesus:
“Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Kisah 2:38.
“Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan.” Kisah 8:12.
“Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.” Kisah 8:16.
“Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.” Kisah 10:48.
Dan bagaimana pengertian dari Rasul Paulus tentang baptisan?
“Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.” Kisah 19:5.
“Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” Kisah 22:16.
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?” Roma 6:3.
“Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.” Galatia 3:27.
Kesimpulan apa yang kita dapati dari bukti ayat-ayat di atas? Kalau kita memang jujur, kita akan akui bahwa semua pembaptis yang tercatat dalam Alkitab tidak pernah membaptis dalam tiga nama, tapi hanya dalam SATU nama, yaitu Yesus Kristus.
Selain itu, Matius 28:19 tidak membicarakan tentang IDENTITAS ke-Allahan atau SIAPA Allah itu, tidak juga memberitahu kita APA HUBUNGAN antara Bapa-Anak-Roh Kudus. Ayat ini hanya sekedar menyatakan bahwa baptisan harus dalam satu nama. Satu-satunya nama tersebut, adalah Yesus Kristus. Bapa bukan sebuah nama, Bapa adalah status. Allah Bapa disebut Bapa sebab Dia adalah Bapa dari Kristus. Demikian pula Roh Kudus. Roh Kudus bukan pula sebuah nama. Ayat ini juga tidak memberitahu kita bahwa Bapa adalah oknum pertama dan seterusnya seperti yang diajarkan oleh para penganut Trinitas. Tidak mengatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga oknum berbeda yang sama derajat, sama kekal tetapi tetap disebut satu allah! Jadi, menggunakan ayat ini sebagai bukti yang mengajarkan Trinitas, adalah membaca ilusi yang tidak tertulis, alias tafsiran manusia belaka.
Saya pribadi percaya akan keberadaan Bapa, Anak dan Roh. Bapa adalah pribadi, Yesus adalah pribadi, dan Roh adalah kehadiran pribadi mereka di mana-mana (omnipresence). Saya menolak ajaran Trinitas bahwa Roh Kudus itu adalah makhluk lain yang berbeda dari Bapa dan Kristus. Jika kita menggunakan kunci Ilahi, yaitu Alkitab menerangkan Alkitab, inilah arti sebenarnya ayat tema kita:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Matius 28:19.
“Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.” Efesus 2:18.
Jadi yang dimaksudkan dalam Matius 28:19 dipaparkan lebih jelas lagi dalam Efesus 2:18. Kita dibaptiskan dalam satu nama, yaitu Yesus Kristus, dan Dia memberikan kita Roh Kudus-Nya agar kita dapat mengakses jalan satu-satunya menuju kepada Bapa. Bukankah itu yang juga yang Yesus ajarkan sebelum Dia memberikan instruksi baptisan kepada para murid-Nya?
“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14:6.
Dapatkah kita melihat bahwa hanya Yesus Kristus-lah satu-satunya jalan menuju Bapa? Dapatkah kita melihat bahwa Dia adalah satu-satunya kebenaran kita? Dapatkah kita melihat bahwa Dia adalah satu-satunya hidup itu? Hidup itu sama dengan Roh. Berarti hidup Kristus Tuhan kita disebut juga Roh Kudus. Sebab Tuhan adalah Roh, Tuhan adalah kebenaran atau kudus. Maka hidup-Nya disebut juga Roh Kudus. Dan hanya bila Roh Kudus Kristus itu tinggal dalam kita, maka kita dapat dibenarkan atau dibebaskan dari dosa.
“Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” 2 Korintus 3:17.
“Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus di dalam kamu, adalah harapan akan kemuliaan!” Kolose 1:27 (diterjemahkan dari KJV).
Siapa yang harus ada dalam kita? Roh Kudus atau hidup yang benar dari Kristus sendiri. Bukan oknum lain yang berbeda dengan-Nya! Ini adalah inti dari khabar baik itu, yaitu doktrin Pembenaran Oleh Iman. Anda tidak akan dapat datang kepada Bapa, tidak ada harapan akan kemuliaan jika hidup kudus Kristus yakni Roh Kudus itu tidak ada dalam hati anda!
Gereja Katholik berdoa dalam tiga nama, mereka jugalah yang mengajarkan bahwa kita dibaptiskan dalam tiga nama Trinitas. Tetapi Yesus selalu mengajarkan kita untuk berdoa atau memohon sesuatu dalam satu nama saja:
“Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." Yohanes 14:13-14.
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Yohanes 15:16.
“Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.” Yohans 16:23.
Setan berusaha keras untuk merampas hak keselamatan kita. Dia telah membawa doktrin yang secara halus menyesatkan umumnya semua umat Kristen termasuk mereka yang mengaku umat sisa, Gereja MAHK. Dengan mempercayai Roh Kudus sebagai oknum ketiga yang bukan Kristus, sesuai ajaran Trinitas, maka kita tidak akan pernah mengerti kabar baik itu, yaitu Kristus dalam kita, satu-satunya harapan kita untuk dimuliakan (Kolose 1:27).
6 Juli 2019
Yolanda Kalalo-Lawton